[Medan | 5 Juni 2025] Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyebut Presiden China Xi Jinping sebagai sosok yang tangguh dan “sangat sulit diajak bernegosiasi”. Pernyataan ini disampaikannya beberapa hari setelah menuduh Beijing melanggar kesepakatan yang telah dibuat untuk menghapus tarif dan pembatasan perdagangan.
Komentar Trump muncul setelah Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengungkapkan pada Senin (2/6) bahwa Trump dijadwalkan akan melakukan percakapan telepon dengan Xi pekan ini, guna mencari jalan keluar atas perselisihan terkait kesepakatan tarif yang sebelumnya disetujui di Jenewa, Swiss.
Namun, menurut pejabat AS, pihak China belum memenuhi sejumlah poin penting dalam perjanjian tersebut, termasuk soal persetujuan ekspor untuk komoditas tanah jarang—komponen vital dalam pembuatan kendaraan listrik dan chip semikonduktor. Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menilai hal ini sebagai bagian dari “strategi memperlambat” dari Beijing dan menyatakan bahwa Washington tengah merancang respons balasan.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, juga mengonfirmasi bahwa terdapat penundaan dari pihak China dalam merilis barang-barang yang sebelumnya dijanjikan. Ia menambahkan, belum dapat dipastikan apakah keterlambatan itu terjadi karena kendala birokrasi internal atau disengaja secara politis.