[Medan | 19 Juni 2025] Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa dirinya tengah mempertimbangkan kemungkinan ikut bergabung dalam serangan militer Israel terhadap Iran. Dalam pernyataan tegas yang disampaikan di Gedung Putih, Trump mengungkapkan bahwa kesabarannya terhadap Teheran telah habis, sambil mengulangi tuntutannya agar Iran menyerah tanpa syarat terkait program nuklirnya.
Berbicara kepada wartawan di South Lawn saat menghadiri acara pemasangan tiang bendera baru, Trump menolak memberi jawaban pasti mengenai keputusan akhir apakah AS akan meluncurkan serangan udara terhadap Iran. “Saya mungkin melakukannya, saya mungkin tidak melakukannya. Maksud saya, tidak seorang pun tahu apa yang akan saya lakukan,” ujar Trump, seperti dilansir AFP.
Trump mengungkapkan bahwa pihak Iran telah menyarankan pengiriman pejabat ke Gedung Putih untuk menggelar pembicaraan terkait program nuklir Teheran. Namun, ia menyatakan tawaran tersebut datang “terlambat”, terutama di tengah ketegangan yang memuncak setelah serangan militer Israel terhadap Iran enam hari terakhir.
Meski sebelumnya menyuarakan pendekatan diplomatik untuk mengakhiri ambisi nuklir Iran, dengan upaya merintis kesepakatan baru menggantikan perjanjian nuklir yang ia batalkan pada 2018, Trump kini terlihat semakin mendekat ke posisi Israel. Ia menyebut tengah mempertimbangkan penggunaan kekuatan militer untuk mendukung sekutu utamanya itu.
Di sisi lain, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan bahwa negaranya tidak akan tunduk pada tekanan asing. Ia memperingatkan bahwa intervensi langsung dari Amerika Serikat akan membawa “kerusakan yang tidak dapat diperbaiki” dan memperburuk eskalasi kawasan.
Situasi ini menambah ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang sudah rapuh, di tengah kekhawatiran internasional akan potensi perang terbuka antara Iran dan aliansi Barat yang dipimpin AS dan Israel.