[Medan | 25 April 2025] Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk menurunkan tarif impor barang-barang dari China hingga ke kisaran 50–65%, dari level saat ini yang mencapai 145%. Langkah ini disebut-sebut sebagai upaya meredakan ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia.
Kabar tersebut mencuat setelah laporan dari Wall Street Journal yang mengutip sumber Gedung Putih, menyatakan bahwa keputusan final masih menunggu hasil pembicaraan lanjutan dengan Beijing. Meski begitu, Presiden Trump sendiri belum memberikan konfirmasi spesifik terkait rencana pemangkasan tarif tersebut.
Trump hanya menyampaikan pernyataan optimistis pada Selasa lalu, bahwa kesepakatan untuk menurunkan tarif dengan China “adalah mungkin”. Namun, Juru Bicara Gedung Putih Kush Desai menegaskan bahwa laporan apa pun soal tarif adalah spekulatif, kecuali disampaikan langsung oleh Presiden Trump.
Sebagai informasi, Trump telah mengenakan tarif tambahan sebesar 145% pada banyak produk dari China, dengan pengecualian pada komputer dan barang elektronik konsumen, yang menunjukkan fleksibilitas dalam kebijakan dagang.
Sementara itu, China memilih untuk bersikap tegas. Sebagai respons terhadap tarif AS, Beijing telah menaikkan tarif impor terhadap barang AS hingga 125%, memasukkan lebih banyak perusahaan AS ke dalam daftar entitas yang tidak dapat dipercaya, dan membatasi ekspor mineral penting yang digunakan dalam produksi berbagai produk teknologi tinggi, seperti iPhone dan sistem rudal.