[Medan | 12 Juni 2025] Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa kesepakatan dagang terbaru antara Amerika Serikat dan Tiongkok telah disepakati secara prinsip, dan kini tinggal menunggu persetujuan resmi dari kedua kepala negara. Hal ini disampaikan Trump melalui unggahannya di Truth Social, setelah berlangsungnya pertemuan tingkat tinggi selama dua hari di London.
Dalam pernyataannya, Trump menyebut bahwa Tiongkok berkomitmen untuk terus mengekspor mineral tanah jarang ke AS—komponen penting bagi industri teknologi. Sebagai bagian dari kesepakatan, AS juga akan memenuhi komitmennya, termasuk tetap mengizinkan mahasiswa asal Tiongkok untuk belajar di universitas-universitas Amerika.
Meski pernyataan Trump bernada positif dan ditujukan untuk meredakan kekhawatiran investor mengenai potensi pemisahan dua kekuatan ekonomi global, detail dari kesepakatan masih belum jelas dan pelaksanaannya tetap bergantung pada keputusan akhir kedua presiden.
Lebih jauh, kesepakatan tersebut belum secara nyata menyentuh persoalan utama seperti defisit perdagangan AS terhadap Tiongkok dan tuduhan Washington bahwa Tiongkok menjual barang dengan harga dumping ke pasar AS.
Pasar keuangan menanggapi pernyataan Trump secara hati-hati. Saham berjangka AS mengalami sedikit penurunan, sementara nilai tukar yuan offshore nyaris tidak berubah. Di sisi lain, indeks saham utama Tiongkok naik 0,9% pada Rabu pagi, menjadi penguatan tertingginya sejak 14 Mei, sesaat setelah pengumuman kesepakatan Jenewa.
Sebelum pertemuan London, hubungan kedua negara kembali memanas. Washington sempat mengecam Beijing karena dianggap menahan ekspor mineral tanah jarang, sedangkan Beijing menuduh AS melanggar perjanjian sebelumnya dengan membatasi akses perusahaan Tiongkok terhadap software desain chip serta pencabutan visa pelajar Tiongkok.