[Medan | 25 Agustus 2025] Presiden Donald Trump mengumumkan rencana investigasi besar terhadap tarif impor furnitur ke Amerika Serikat (AS). Langkah ini membuka peluang kenaikan bea masuk pada sektor yang sebelumnya sudah terpukul lonjakan harga akibat kebijakan tarif.
Trump menyampaikan bahwa furnitur yang masuk dari negara lain ke AS akan dikenakan tarif dengan besaran yang masih akan ditentukan. Pernyataan itu ia sampaikan dalam unggahan di platform Truth Social pada Jumat 22 Agustus 2025.
Trump menargetkan investigasi dapat selesai dalam waktu 50 hari, meski ia mengakui bahwa proses penyelidikan berbasis Section 232 terkait keamanan nasional biasanya memakan waktu lebih lama. Seorang pejabat Gedung Putih juga menegaskan bahwa investigasi akan dilakukan dengan dasar hukum tersebut.
Langkah ini dipandang sebagai strategi cadangan apabila pengadilan banding membatalkan tarif resiprokal yang diberlakukan pada April serta pajak impor terhadap China, Kanada, dan Meksiko pada Februari lalu. Trump beralasan bahwa kebijakan tarif akan mendorong kembalinya industri furnitur ke negara bagian yang pernah menjadi pusat produksinya seperti North Carolina, South Carolina, dan Michigan.
Data historis menunjukkan tren pelemahan industri furnitur di Amerika Serikat telah berlangsung lama. Pada 1979 jumlah pekerja manufaktur furnitur dan produk kayu mencapai 1,2 juta orang, turun menjadi 681 ribu orang pada tahun 2000 dan kini hanya tersisa 340 ribu orang. Sebaliknya, impor furnitur terus meningkat. Menurut data Furniture Today, Amerika Serikat mengimpor furnitur senilai 25,5 miliar dolar AS sepanjang 2024 atau naik 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sekitar 60 persen dari impor tersebut berasal dari Vietnam dan China.
Kenaikan tarif furnitur juga berdampak pada harga konsumen. Data Departemen Perdagangan mencatat harga perabot rumah tangga melonjak 0,7 persen pada Juli 2025, jauh lebih tinggi dibanding inflasi umum yang justru tertekan oleh turunnya harga bensin.
Dari sisi industri, American Home Furnishings Alliance yang berbasis di High Point, North Carolina, belum memberikan tanggapan atas pengumuman Trump. Namun pada April lalu asosiasi ini memimpin koalisi industri yang menentang rencana tarif impor kayu dalam penyelidikan Section 232. Dalam pernyataannya, asosiasi tersebut menegaskan tidak ada hubungan rasional antara impor furnitur dan kayu dengan keamanan nasional Amerika Serikat. Menurut mereka, tarif tidak akan mampu mengembalikan industri furnitur ke level sebelumnya dan justru berpotensi merugikan manufaktur yang masih bertahan di dalam negeri.
Jika benar diberlakukan, furnitur akan menjadi produk impor terbaru yang masuk daftar target investigasi keamanan nasional Trump. Sehari sebelumnya ia juga mengumumkan penyelidikan serupa terhadap turbin angin impor. Sepanjang masa jabatan keduanya, Trump telah membuka banyak investigasi Section 232 terhadap berbagai produk strategis mulai dari pesawat, semikonduktor, farmasi, truk berat, kayu, mineral kritis hingga drone.
Uni Eropa berhasil memperoleh pengecualian terbatas dari ancaman tarif baru tersebut. Dalam pernyataan bersama pada Kamis 21 Agustus, Amerika Serikat dan Uni Eropa menyepakati bahwa tarif tambahan terhadap sejumlah produk asal Eropa seperti farmasi, kayu, dan semikonduktor akan dibatasi maksimal 15 persen. Produk lain seperti pesawat, suku cadang, dan bahan baku farmasi asal Eropa dibebaskan sepenuhnya dari tarif tambahan.
