[Medan | 26 Agustus 2024] Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa uang beredar dalam arti luas (M2) pada Juli 2024 mencapai Rp8.970,8 triliun, mencatat pertumbuhan sebesar 7,4% secara tahunan (year on year/yoy). Meskipun angka ini menunjukkan peningkatan, lajunya sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juni 2024 yang tercatat sebesar 7,7% (yoy).
Erwin Haryono, Asisten Gubernur BI, menjelaskan bahwa perkembangan ini terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) yang mencapai 6,3% (yoy) dan uang kuasi sebesar 7,2% (yoy). Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan M2 pada bulan Juli 2024 adalah perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat.
Tagihan bersih kepada pemerintah pusat mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, mencapai 15,8% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan Juni 2024 yang sebesar 14,1% (yoy). Namun, aktiva luar negeri bersih mengalami penurunan sebesar 0,1% (yoy) setelah sebelumnya mencatat pertumbuhan sebesar 3,1% pada bulan Juni 2024.
Di sisi lain, penyaluran kredit oleh perbankan pada Juli 2024 mencatat peningkatan yang solid, tumbuh sebesar 11,6% (yoy) menjadi Rp7.430,5 triliun. Pertumbuhan kredit ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 11,4% (yoy). Peningkatan kredit terutama didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit kepada debitur korporasi yang tumbuh sebesar 16,8% (yoy) dan kepada perorangan sebesar 5,9% (yoy).
Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja (KMK) pada Juli 2024 tumbuh sebesar 10,8% (yoy), dengan pertumbuhan yang didorong oleh sektor keuangan dan real estat. Kredit investasi juga menunjukkan peningkatan yang kuat, tumbuh sebesar 14% (yoy), meningkat dari pertumbuhan 13,8% (yoy) pada bulan sebelumnya. Peningkatan kredit investasi ini terutama berasal dari sektor keuangan, real estat, jasa keuangan, serta sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
Selain itu, kredit konsumsi juga mengalami peningkatan, tumbuh sebesar 10,6% (yoy) pada Juli 2024, lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 10,2% (yoy). Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan dalam kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), dan kredit multiguna.