[Medan | 15 Oktober 2024] Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2024 mencapai US$425,1 miliar, meningkat 7,3% secara tahunan (year on year/yoy). Menurut Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, kenaikan ULN ini juga dipengaruhi oleh pelemahan dolar AS terhadap sebagian besar mata uang global, termasuk rupiah.
Posisi ULN pemerintah tercatat sebesar US$200,4 miliar pada Agustus 2024, dengan pertumbuhan 4,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Juli 2024 yang hanya tumbuh 0,6% (yoy). Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya aliran modal asing ke dalam Surat Berharga Negara (SBN) domestik, yang mencerminkan kepercayaan investor yang kuat terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Di sisi lain, ULN sektor swasta tercatat sebesar US$197,8 miliar, naik 1,3% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Juli 2024 sebesar 0,5% (yoy). Pertumbuhan ini terutama didorong oleh ULN dari perusahaan bukan lembaga keuangan, yang tumbuh 1,6% (yoy).
Ramdan menjelaskan bahwa ULN pemerintah dikelola dengan hati-hati, transparan, dan akuntabel, untuk mendukung pembiayaan sektor-sektor penting, seperti Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (20,9% dari total ULN pemerintah), Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,9%), Jasa Pendidikan (16,8%), Konstruksi (13,6%), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,3%).
Bank Indonesia juga terus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan ULN guna menjaga struktur ULN Indonesia tetap sehat. Rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terjaga di angka 31,0%, dengan ULN jangka panjang mendominasi, mencapai 84,3% dari total ULN.