PT Fawz Finansial Indonesia
NEWSLETTER
1 Juni 2024
15 Mei 2024 | 31 Mei 2024 | Perbedaan | % | |
---|---|---|---|---|
IHSG | 7.084 | 7.034 | -50 | -0.7% |
LQ45 | 893 | 874 | -19 | -2.1% |
EIDO | 20.5 | 19.9 | -0.6 | -2.9% |
Japan Nikkei 225 | 38.596 | 38.173 | -423 | -1.1% |
Shanghai CI | 3.141 | 3.094 | -47 | -1.5% |
Dow Jones | 39.558 | 38.111 | -1447 | -3.7% |
Nasdaq | 16.511 | 16.737 | 226 | 1.4% |
Emas | 2.362 | 2.365 | 3 | 0.1% |
Tembus Level Rp 70 an, Inikah Sinyal Kebangkitan Saham GOTO?
Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), perusahaan induk yang bergerak dibidang teknologi digital ini terpantau menguat 5,71% ke level Rp 74 per saham pada perdagangan hari Selasa (28/5/2024). Ini merupakan level tertingginya dalam satu bulan terakhir.
Sepanjang bulan Mei, harga saham GOTO sendiri memang cenderung mengalami uptrend. Adapun sejak awal bulan Mei hingga hari ini, saham GOTO telah naik 10%, dan diikuti dengan masuknya dana asing sebesar Rp 244 miliar. Net buy asing di saham GOTO pun tercatat konsisten terjadi terutama sejak tanggal 8 Mei 2024. Tren positif ini pun berhasil membuat harga saham GOTO menjauhi titik terendahnya sepanjang tahun yang berada di level Rp 59 per saham.
JP Morgan dalam risetnya juga menilai bahwa saat ini GOTO memiliki posisi neraca yang lebih kuat, terutama setelah kerjasama TikTok-Tokopedia yang menyebabkan GOTO memiliki posisi net cash. JP Morgan juga menilai bahwa rencana GOTO untuk melakukan aksi pembelian kembali saham (buyback) sebagai peluang untuk meningkatkan nilai pemegang saham.
Sebagai informasi, GOTO sendiri akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 11 Juni 2024 mendatang. Adapun salah satu mata acara RUPST adalah persetujuan atas peningkatan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement sebanyak-banyaknya 10% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Sedangkan untuk RUPSLB, salah satu mata acaranya meminta persetujuan pemegang saham terkait pengunduran diri Co-Founder dan Komisaris GOTO, Andre Soelistyo. Selain itu, RUPSLB juga akan meminta persetujuan terkait rencana GOTO untuk melaksanakan pembelian kembali (buyback) saham sesuai dengan peraturan OJK Nomor 29 tahun 2023 tentang Pembelian Kembali Saham.
Beginikah Nasib IHSG Setelah BREN Masuk Pemantauan Khusus?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,49% ke level 7.034, dan sempat anjlok menyentuh level 6.990 pada perdagangan hari Kamis (30/5/2024), dengan jumlah transaksi mencapai Rp 13,8 triliun dan volume 19 miliar saham.
Penurunan IHSG ini pun terseret oleh anjloknya saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan juga beberapa saham berkapitalisasi pasar besar (big caps) lainnya. Sebagai informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mencabut penghentian sementara atau suspensi saham BREN, setelah sempat dihentikan sementara sejak hari Senin (27/5/2024).
Setelah suspensi dicabut, perdagangan saham BREN kini beralih ke sistem full call auction (FCA), karena suspensi berlangsung lebih dari satu hari. Dengan begitu, batasan penurunan harga saham BREN (ARB) hanya terbatas di 10%. Adapun saham BREN tercatat anjlok 9,88% ke level Rp 9.125 per saham pada perdagangan hari Kamis.
Adapun kabar terbaru mengenai BREN adalah FTSE Russell mengumumkan rebalancing indeks FTSE Global Equity Series dengan memasukkan BREN. Periode konstituen akan berlaku setelah penutupan perdagangan 21 Juni 2024 atau efektif mulai Senin, 24 Juni 2024. Meskipun begitu, FTSE Russel mencatat bahwa tinjauan tersebut masih bisa berubah dengan keputusan final pada 10 Juni 2024.
Menurut Investment Analyst Stockbit Arvin Lienardi, disuspensinya saham BREN sebanyak dua kali di bulan Mei 2024 ini pun memunculkan risiko bagi saham BREN untuk masuk indeks global FTSE. Pasalnya, manajemen FTSE memiliki hak prerogatif untuk membatalkan masuknya suatu saham.
Selain BREN, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar kedua dan ketiga di BEI, juga turut mengalami koreksi. Adapun saham BBCA ditutup melemah 1,64% ke level Rp 9.000 per saham, dan saham AMMN ditutup anjlok 5,68% ke level Rp 12.450 per saham pada perdagangan hari Kamis. Anjloknya saham-saham big caps yang berbobot besar ini pun turut menjadi beban berat bagi IHSG.
Rotasi Papan Utama dan Pengembangan, Saham Apa Aja yang Masuk dan Keluar?
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan evaluasi terhadap sejumlah emiten yang tercatat di tiga papan pencatatan, yaitu papan utama, papan pengembangan, dan papan akselerasi. Dalam evaluasi kali ini, BEI mengangkat 10 saham dari papan pengembangan ke papan utama dan memindahkan 109 saham dari papan utama ke papan pengembangan.
Adapun 10 emiten yang naik dari papan pengembangan ke papan utama adalah PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA), PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR), PT Habco Trans Maritima Tbk (HATM), PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC), PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR), PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA), PT Trans Power Marine Tbk (TPMA), PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU), dan PT Venteny Fortuna International Tbk (VTNY).
Sementara itu, ada 109 emiten yang mengalami perpindahan papan dari Papan Utama ke Papan Pengembangan, yaitu, PT Acset Indonusa Tbk (ACST), PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP), PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), PT Samator Indo Gas Tbk (AGII), PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT).
Kemudian ada PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT Bank Permata Tbk (BNLI), PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP), PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO), PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR), PT Gozco Plantations Tbk (GZCO), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM), PT Kino Indonesia Tbk (KINO), PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY).
Selanjutnya diikuti oleh PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA), PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP), PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT), PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN), PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN), PT Transkon Jaya Tbk (TRJA), PT Voksel Electric Tbk (VOKS), PT Weha Transportasi Indonesia Tbk (WEHA) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).
Budi Frensidy, pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia, memprediksi bahwa saham yang naik ke papan utama akan menerima sentimen positif dari pasar. Sebaliknya, saham yang dipindahkan ke papan pengembangan kemungkinan akan mengalami respon negatif, terutama jika penurunan tersebut disebabkan oleh faktor fundamental. Namun, Budi menilai bahwa dampak dari perpindahan papan pencatatan ini akan terbatas dan cenderung sementara.
William Hartanto, Pengamat pasar modal dan Founder WH-Project, juga sependapat bahwa perpindahan papan pencatatan tidak memiliki dampak yang signifikan dibandingkan dengan pergerakan saham yang masuk atau keluar dari konstituen indeks saham yang prestisius. Namun, saham yang naik ke papan utama memiliki peluang untuk mengalami penguatan harga jangka pendek sebagai efek rotasi. Alhasil, pelaku pasar dapat memanfaatkan momentum ini untuk trading pada saham-saham yang naik ke papan utama.
Presiden Iran Tewas Dalam Kecelakaan Helikopter, Saham Apa yang Berpotensi Terdampak?
Presiden Iran Ebrahim Raisi dan beberapa pejabat Iran lainnya dilaporkan tewas dalam kecelakaan helikopter saat tengah melintasi daerah pegunungan dekat perbatasan Azerbaijan pada 19 Mei 2024 lalu. Berdasarkan aturan negara itu, Wakil Presiden Pertama Iran, Mohammad Mokhber, akan mengambil posisi sebagai presiden sementara sampai pemilihan presiden baru yang akan berlangsung pada 28 Juni 2024 mendatang.
Meninggalnya Presiden Raisi ini pun memicu ketidakpastian mengenai kepemimpinan Iran, yang diproyeksikan dapat berdampak serius pada geopolitik dan ekonomi global. Pasalnya, Iran merupakan salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia, sehingga gangguan dalam produksi minyak mereka, termasuk kondisi pemerintahan Iran, dapat mempengaruhi pasokan dan harga global. Adapun sehari setelah berita meninggalnya Presiden Iran, harga minyak dunia terpantau melonjak dengan minyak mentah Brent naik 0,3% menjadi US$ 84,24 per barel dan minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,2% menjadi US$ 80,21 per barel pada perdagangan hari Senin (20/5/2024).
Kematian Raisi juga memperburuk situasi geopolitik di Timur Tengah, sehingga mendorong kenaikan harga emas sebagai aset aman (safe-haven) saat ketidakpastian global meningkat. Pada perdagangan hari Senin (20/5/2024), harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,42% di level US$ 2.425,12 per troy ounce, harga penutupan tertinggi sepanjang sejarah. Pada perdagangan intraday, emas menyentuh level tertinggi di US$ 2.449,89, menjadikannya harga tertinggi sepanjang masa.
Selain emas, beberapa komoditas lainnya seperti nikel, tembaga, dan timah juga terpantau menguat menjelang akhir Mei 2024. Harga nikel tercatat menguat 6,48% menjadi US$ 21.080 per ton pada penutupan perdagangan Jumat (17/5/2024), sementara tembaga menguat 2,34% menjadi US$ 10.668 per ton, dan timah menguat 1,55% menjadi US$ 34.251 per ton. Lantas, saham apa saja yang bakal diuntungkan dari meningkatnya komoditas-komoditas ini?
- PT United Tractors Tbk (UNTR)
PT United Tractors Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam berbagai kegiatan usaha, mulai dari penjualan dan penyewaan alat berat (Mesin Konstruksi); pertambangan dan kontraktor penambangan perencanaan, perakitan, dan pembuatan komponen mesin, perkakas, suku cadang, dan alat berat; hingga jasa konstruksi dan penyewaan kapal dan pelayaran. Adapun segmennya meliputi mesin konstruksi, kontraktor pertambangan, pertambangan batubara, industri konstruksi pertambangan emas dan energi.
Berdasarkan segmennya, dapat terlihat bahwa sebagian besar pendapatan UNTR berasal dari segmen kontraktor penambangan yang berkontribusi sebesar Rp 15.7 triliun atau sekitar 38,8% dari total pendapatan UNTR di kuartal I-2024. Sementara itu, segmen mesin konstruksi menjadi kontribusi terbesar kedua dengan capaian sebesar Rp 13.1 triliun atau sekitar 32,4%, segmen penambangan batubara sebesar Rp 9.1 triliun atau sekitar 22,5%. Lalu segmen penambangan emas dan mineral lainnya berkontribusi sebesar Rp 1.8 triliun atau sekitar 4,5%, segmen industri konstruksi sebesar Rp 549.8 miliar atau sekitar 1,3%, dan segmen energi sebesar Rp 94.9 miliar atau sekitar 0,2%.
Jika dilihat dari historis pendapatan perusahaan, dapat terlihat bahwa hampir setiap tahunnya pendapatan UNTR selalu didominasi oleh penjualan segmen mesin kontruksi. Namun di kuartal I-2024 ini, segmen ini justru mengalami penurunan akibat melandainya harga komoditas tambang yang menyebabkan pelanggan menunda untuk berinvestasi alat berat baru. Adapun UNTR tercatat telah menjual 1.126 unit alat berat merek Komatsu, turun 37,13% year on year (YoY) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai 1.791 unit. Dari penjualan tersebut, sebanyak 69% alat berat UNTR didistribusikan untuk sektor pertambangan, diikuti oleh sektor konstruksi 13%, sektor agro 10%, dan sektor kehutanan 8%.
Meskipun terjadi penurunan penjualan alat berat pada awal 2024 ini, UNTR diproyeksikan masih akan tetap meraih keuntungan besar di kuartal II-2024. Pasalnya, harga komoditas yang mulai bangkit di awal bulan Mei ini berpotensi meningkatkan penjualan alat berat UNTR, terutama dari sektor pertambangan. Di sisi lain, UNTR juga jauh lebih unggul dibandingkan kompetitornya, karena menghadirkan alat berat bertenaga listrik, yang tentunya bisa lebih menghemat penggunaan bahan bakar. Sebagai informasi, alat berat listrik ini menggunakan tenaga listrik untuk melakukan penggalian dan pemindahan material, serta tidak menggunakan mesin pembakaran internal seperti alat berat konvensional yang menggunakan bahan bakar fosil.
Selain alat berat, pendapatan UNTR juga didominasi oleh pertambangan batubara. Meskipun harga batubara acuan dunia ditutup melemah pada perdagangan Selasa (28/5/2024), dengan harga batubara acuan ICE Newcastle untuk kontrak Juni 2024 ditutup melemah 0,36% di posisi US$ 139,5 per ton, namun harga batubara masih berpotensi meningkat karena gelombang panas dapat mendorong permintaan batubara. Sebagai informasi, Badan Meteorologi di negara-negara Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand dan Laos telah memperingatkan bahwa gelombang panas lebih lanjut kemungkinan akan terjadi pada bulan Juni mendatang.
Selain batubara, UNTR juga terpantau terus memperluas portofolio bisnis non-batubaranya, termasuk ke arah nikel, emas, dan bahkan UNTR telah melebarkan sayap ke segmen panas bumi dengan mengakuisisi PT Supreme Energy Rantau Dedap. Jadi, sekalipun terjadi penurunan harga batubara yang berpotensi mengurangi pendapatan perusahaan dari segmen pertambangan batubara, UNTR masih akan tetap mendulang pendapatan dari segmen-segmen non-batubara lainnya.
UNTR juga termasuk salah satu emiten yang rutin membagikan dividen. Adapun UNTR membagikan total dividen tunai sebesar Rp 2.270 per saham atau setara dengan Rp 8,2 triliun dari laba bersih tahun buku 2023. Jumlah dividen tunai tersebut termasuk dividen interim sebesar Rp 701 per saham atau Rp 2,5 triliun yang telah dibayarkan pada 24 Oktober 2023. Kemudian sisanya sebesar Rp 5,7 triliun atau setara Rp 1.569 per saham juga telah dibagikan pada 22 Mei 2024 lalu. Sebagai informasi, jumlah dividen yang dibagikan sebesar Rp 8,2 triliun itu setara dengan 39,78% dari total laba bersih UNTR pada tahun buku 2023 yang senilai Rp 20,61 triliun. Lantas, apakah saham UNTR layak untuk dikoleksi? Bagaimana dengan kondisi keuangan perusahaan saat ini?
Laporan Keuangan UNTR
Q1 – 2024 | Q1 – 2023 | Q1 – 2022 | |
Pendapatan | 32,412,321,000,000 | 34,888,824,000,000 | 27,978,713,000,000 |
Laba Bersih | 4,547,211,000,000 | 5,323,328,000,000 | 4,320,807,000,000 |
Total Asset | 161,426,775,000,000 | 150,701,142,000,000 | 120,094,702,000,000 |
Total Liabilitas | 71,050,233,000,000 | 59,006,724,000,000 | 42,974,013,000,000 |
Total Ekuitas | 90,376,542,000,000 | 91,694,418,000,000 | 77,120,689,000,000 |
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, UNTR tercatat membukukan penurunan pendapatan dari Rp 34.8 triliun menjadi Rp 32.4 triliun di kuartal I-2024. Sejalan dengan itu, laba bersih perusahaan juga mengalami penurunan dari Rp 5.3 triliun menjadi Rp 4.5 triliun. Begitu pula dengan ekuitas perusahaan yang tercatat menurun tipis dari Rp 91.6 triliun menjadi Rp 90.3 triliun, dan liabilitas perusahaan meningkat dari Rp 59.06 triliun menjadi Rp 71.05 triliun.
Meskipun begitu jumlah liabilitas ini masih jauh lebih kecil dibandingkan ekuitas perusahaan, yang juga terlihat dari Rasio Debt-to-Equity (DER) perusahaan yang berada di 83.37%. Sementara itu, aset perusahaan tercatat mengalami pertumbuhan dari Rp 150.7 triliun menjadi Rp 161.4 triliun di kuartal I-2024. Adapun dari segi valuasi, saham UNTR masih tergolong cukup murah dengan rasio Price to Book Value (PBV) nya berada di kisaran 0.98x, dan rasio Price-to-Earnings (PER) nya berada di kisaran 4.57x. Jadi, berdasarkan pembahasan di atas, saham UNTR masih layak untuk mendapatkan rekomendasi BUY.
2. PT Elnusa Tbk (ELSA)
PT Elnusa Tbk adalah perusahaan jasa energi terintegrasi yang meliputi jasa hulu migas terintegrasi, jasa penunjang migas, serta jasa distribusi dan logistik energi. Segmen jasa hulu migas terintegrasi menyediakan layanan data geofisika/seismik, jasa pengeboran migas, dan jasa ladang minyak. Sementara itu, segmen jasa penunjang migas menyediakan jasa threading, perdagangan dan manufaktur pipa open cycle gas turbin (OCGT), threading untuk pengeboran migas, data dan informasi jasa pengelolaan energi dan sumber daya mineral (khususnya eksplorasi dan eksploitasi migas), jasa pengembangan teknologi informasi terpadu, jasa telekomunikasi, dan sistem komunikasi berbasis terminal bukaan sangat kecil. Lalu segmen jasa distribusi dan logistik energi menyediakan jasa penyimpanan, perdagangan, distribusi dan pemasaran produk minyak dan gas di Indonesia.
Berdasarkan segmennya, pendapatan ELSA di kuartal I-2024 didominasi oleh jasa distribusi dan logistik energi yang berkontribusi sebesar Rp 1.6 triliun atau sekitar 52,2%. Sementara segmen jasa hulu migas berintegrasi berkontribusi sebesar Rp 1.1 triliun atau sekitar 38,3%, dan segmen jasa penunjang migas berkontribusi sebesar Rp 292.2 miliar atau sekitar 9,4%. Nah, melihat pendapatan utama ELSA berasal dari jasa distribusi dan logistik ini, bukankah harga minyak yang melambung bakal menjadi berkah bagi ELSA?
Sebagai informasi, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) dan Brent terpantau menguat pada perdagangan hari Selasa (28/5/2024), dengan harga minyak WTI ditutup menguat 2,01% ke level US$ 80,23 per barel dan harga minyak Brent menguat 1,47% di level US$ 84,32 per barel. Kenaikan harga minyak ini pun dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran atas konflik Hamas-Israel yang semakin memanas, terutama setelah serangan Israel di kota Rafah yang menewaskan setidaknya 45 orang yang melukai 200 orang lainnya. Ketegangan ini pun menimbulkan kekhawatiran investor bahwa eskalasi konflik regional dapat menggangu pasokan minyak mentah di Timur Tengah.
Selain memanasnya konflik Timur Tengah, harga minyak juga diproyeksikan bakal melanjutkan peningkatan karena didukung ekspektasi bahwa OPEC+ akan kembali memperpanjang pembatasan pasokan minyak mentah pada pertemuan 2 Juni mendatang. Adapun OPEC+ diperkirakan akan melanjutkan pengurangan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari pada pertemuan tersebut. Jika dikombinasikan dengan pengurangan produksi sebesar 3,66 juta barel per hari yang berlaku hingga akhir tahun, total pengurangan produksi ini setara dengan hampir 6% dari permintaan minyak global. Lantas, melihat harga minyak yang kembali memanas ini, bukankah saham ELSA layak untuk dikoleksi?
Laporan Keuangan ELSA
Q1 – 2024 | Q1 – 2023 | Q1 – 2022 | |
Pendapatan | 3,107,783,000,000 | 3,143,190,000,000 | 2,445,441,000,000 |
Laba Bersih | 183,192,000,000 | 114,914,000,000 | 74,934,000,000 |
Total Asset | 9,908,133,000,000 | 9,023,612,000,000 | 7,442,368,000,000 |
Total Liabilitas | 5,308,873,000,000 | 4,791,486,000,000 | 3,589,299,000,000 |
Total Ekuitas | 4,599,260,000,000 | 4,232,126,000,000 | 3,853,069,000,000 |
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, ELSA membukukan sedikit penurunan pendapatan dari Rp 3.143 triliun menjadi Rp 3.107 triliun di kuartal I-2024. Meskipun begitu, beban keuangan perusahaan tercatat menurun 19,5% dari Rp 143 miliar menjadi Rp 115 miliar di kuartal I-2024. Penurunan beban keuangan ini pun didorong oleh penurunan bunga liabilitas sewa, amortisasi biaya pinjaman, dan keuntungan selisih kurs atas pinjaman. Alhasil, perusahaan justru membukukan peningkatan laba bersih dari Rp 114.9 miliar menjadi Rp 183.1 miliar. Sejalan dengan itu, aset perusahaan juga turut meningkat dari Rp 9.02 triliun menjadi Rp 9.90 triliun, dan ekuitas perusahaan juga naik dari Rp 4.2 triliun menjadi Rp 4.5 triliun.
Di sisi lain, liabilitas perusahaan juga turut melesat dari Rp 4.7 triliun menjadi Rp 5.3 triliun. Selain mengalami peningkatan, jumlah liabilitas ini juga jauh lebih besar dibandingkan ekuitas perusahaan, yang mengindikasikan bahwa perusahaan mungkin sedang berada dalam kondisi yang kurang sehat. Hal ini juga terlihat dari rasio Debt-to-Equity (DER) perusahaan yang mencapai 115.47%. Rasio DER yang berada di atas 100% ini pun menunjukkan bahwa perusahaan memiliki risiko keuangan yang tinggi karena mempunyai terlalu banyak utang.
Sebenarnya, jika mempertimbangkan strategi bisnis ELSA, kinerja perseroan masih terlihat cukup stabil. Apalagi mengingat ELSA merupakan anak usaha Pertamina, yang dimana selama aktivitas pengeboran migas Pertamina terus berlangsung, berarti ELSA masih akan terus mendapatkan pendapatan, meskipun kontribusi pendapatan dari pihak ketiga masih kecil. Selain itu, ELSA juga termasuk salah satu emiten yang rajin memberikan dividen. Adapun ELSA telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2023 pada 15 Mei 2024, dan memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 201 miliar atau 40% dari perolehan laba bersih tahun buku 2023. Dengan begitu, setiap pemegang saham akan mendapatkan dividen sebesar Rp 27,6 per lembar saham, atau naik sebesar 6,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 25,9 per lembar saham. Dividen ini pun rencananya akan dibagikan pada 14 Juni 2024 mendatang.
Nah, melihat adanya potensi peningkatan kinerja berkat harga minyak dunia yang melambung serta pembagian dividen dalam waktu kurang lebih dua minggu lagi, maka hal ini bisa menjadi katalis positif bagi harga saham ELSA dalam waktu dekat. Adapun dari segi valuasi, saham ELSA masih tergolong cukup murah dengan rasio Price to Book Value (PBV) nya berada di kisaran 0.65x, dan rasio Price-to-Earnings (PER) nya berada di kisaran 4.10x. Jadi, dengan valuasi yang masih murah dan prospek kinerja yang cemerlang, beserta pembagian dividen yang jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya, maka saham ELSA layak untuk mendapatkan rekomendasi BUY.
3. PT Petrosea Tbk (PTRO)
PT Petrosea Tbk merupakan perusahaan yang berbasis di Indonesia. Kegiatan Perseroan meliputi konstruksi, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, perdagangan, pengangkutan dan pergudangan, informasi dan komunikasi, kegiatan profesional, ilmu pengetahuan dan teknis, kegiatan persewaan dan penyewaan tanpa hak opsi, pekerjaan, dan pendidikan. Segmen Perusahaan meliputi pertambangan, jasa, teknik dan konstruksi. Segmen pertambangan mencakup kontrak pertambangan yang komprehensif termasuk pengupasan lapisan penutup, pengeboran, peledakan, pengangkatan, pengangkutan, jasa penambangan, dan kemitraan tambang. Segmen jasa mencakup fasilitas basis pasokan dan layanan pelabuhan. Segmen teknik dan konstruksi menyediakan serangkaian layanan teknik, pengadaan dan konstruksi multi-disiplin yang komprehensif untuk sektor minyak dan gas (darat dan lepas pantai), infrastruktur, industri dan manufaktur serta utilitas.
Berdasarkan segmennya, dapat terlihat bahwa pendapatan PTRO di kuartal I-2024 didominasi oleh segmen rekayasa dan konstruksi yang berkontribusi sebesar US$ 73.8 juta atau sekitar 47,2%, yang kemudian diikuti oleh segmen pertambangan yang berkontribusi sebesar US$ 71.1 juta atau sekitar 45,5%, dan segmen jasa berkontribusi sebesar US$ 10.5 juta atau setara dengan 6,7% dari total pendapatan PTRO di kuartal I-2024. Meskipun begitu, pendapatan PTRO di setiap tahunnya sejatinya didominasi oleh segmen pertambangan. Namun, harga komoditas batubara yang sempat terkoreksi di awal tahun 2024 pun membuat pendapatan PTRO di segmen ini mengalami penurunan.
Meskipun begitu, harga batubara, seperti yang sudah dijelaskan di atas, masih berpotensi meningkat karena gelombang panas dapat memicu kenaikan permintaan batubara. Belum lama ini, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) juga telah resmi menjadi pemegang saham pengendali PT Petrosea Tbk (PTRO) melalui proses akuisisi yang telah disahkan. Dalam akuisisi ini, salah satu anak perusahaan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk, yaitu PT Kreasi Jasa Persada (KJP), telah melakukan pembelian sebanyak 342.925.700 saham dari PT Caraka Reksa Optima (CRO), yang mewakili 34% dari modal disetor dan ditempatkan di dalam PT Petrosea Tbk. Dengan transaksi ini, KJP secara resmi menjadi pemegang saham pengendali baru di dalam PTRO. Aksi akuisisi ini pun dinilai akan menguntungkan PTRO, terutama karena adanya potensi proyek baru dari CUAN beserta deretan Grup Barito lainnya.
Sementara itu, PTRO juga baru saja menandatangani fasilitas pinjaman sebesar US$ 410 juta dan Rp 1,3 triliun atau senilai total Rp 7,9 triliun dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada 29 Mei 2024. Fasilitas kredit tersebut mencakup fasilitas kredit investasi sebesar US$ 240 juta dan Rp 1,3 triliun, serta fasilitas modal kerja sebesar US$ 170 juta. PTRO sendiri menargetkan pertumbuhan kinerja operasional melalui peningkatan skala produksi seiring dengan penambahan kontrak-kontrak baru di sektor EPC dan Mining, sehingga fasilitas ini pun akan digunakan untuk mendukung ekspansi bisnis perusahaan dan memperkuat modal kerja. Di sisi lain, kenaikan harga minyak dunia juga diproyeksikan dapat meningkatkan pendapatan PTRO, mengingat segmen rekayasa dan konstruksi tercatat menjadi sumber pendapatan PTRO yang terbesar di kuartal I-2024 ini. Lantas, melihat prospek PTRO yang cukup cerah kedepannya, bagaimana dengan kondisi keuangan perusahaan saat ini?
Laporan Keuangan PTRO
Q1 – 2024 (USD) | Q1 – 2023 (USD) | Q1 – 2022 (USD) | |
Pendapatan | 156,252,000 | 128,206,000 | 95,792,000 |
Laba Bersih | (1,252,000) | 2,957,000 | 2,092,000 |
Total Asset | 710,620,000 | 683,664,000 | 537,098,000 |
Total Liabilitas | 476,119,000 | 381,025,000 | 273,920,000 |
Total Ekuitas | 234,501,000 | 302,639,000 | 263,178,000 |
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, PTRO tercatat membukukan peningkatan pendapatan dari US$ 128.2 juta menjadi US$ 156.2 juta di kuartal I-2024. Meskipun begitu, beban usaha tercatat meningkat 26,1% secara tahunan menjadi US$ 140,96 juta, dengan pemicunya yaitu beban bunga dan keuangan naik 136,8% secara tahunan menjadi US$ 5,863 juta, dan pajak final juga meroket 214,9% secara tahunan menjadi US$ 1,263 juta. Alhasil, perusahaan membukukan rugi bersih sebesar US$ 1.2 juta, berbalik dari laba sebesar US$ 2.9 juta pada periode yang sama setahun lalu.
Di sisi lain, aset perusahaan mengalami peningkatan dari US$ 683.6 juta menjadi US$ 710.6 juta, dan liabilitas perusahaan juga naik dari US$ 381.02 juta menjadi US$ 476.1 juta. Sementara itu, ekuitas perusahaan mengalami penurunan dari US$ 302.6 juta menjadi US$ 234.5 juta, dan jumlah ekuitas ini juga jauh lebih kecil dibandingkan liabilitas perusahaan, sehingga menandakan bahwa perusahaan sedang berada dalam kondisi yang kurang sehat. Hal ini pun tercerminkan dari rasio Debt-to-Equity (DER) perusahaan yang mencapai 201.88%. Angka DER yang melebihi 200% ini pun menandakan bahwa perusahaan memiliki utang yang sangat tinggi dan juga sangat berpotensi gagal bayar alias bangkrut.
Meskipun begitu, PTRO masih termasuk dalam salah satu emiten yang rutin membagikan dividen. Adapun PTRO baru saja membagikan dividen senilai US$ 3.050.000 atau US$ 0,00308 per saham pada 30 Mei 2024. Sementara dari segi valuasi, saham PTRO sudah tergolong cukup mahal dengan rasio Price to Book Value (PBV) nya berada di kisaran 1.84x, dan rasio Price-to-Earnings (PER) nya berada di kisaran 655.06x. Jadi, kinerja keuangan PTRO di kuartal I-2024 sendiri memang menujukkan penurunan, namun diakuisisinya PTRO oleh CUAN pun diproyeksikan bakal mendatangkan banyak proyek-proyek baru yang nantinya berpotensi mendorong pendapatan perusahaan kedepannya. Dengan begitu, saham PTRO masih layak untuk mendapatkan rekomendasi BUY.
Disclaimer:
Buletin ini dimaksudkan untuk tujuan informasi dan bukan sebagai dasar untuk membeli dan menjual keputusan. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa depan. Klien harus mengetahui dan memahami risiko di Pasar Modal dan memahami isi buletin sebelum mengambil tindakan terkait. Oleh karena itu, PT Fawz Finansial Indonesia tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung atau tidak langsung yang diderita oleh klien sebagai akibat dari penggunaan informasi dalam buletin ini.
By Aurel Fawz Finansial Indonesia