PT Fawz Finansial Indonesia
NEWSLETTER
1 Maret 2023
15 Feb 2023 | 27 Feb 2023 | Perbedaan | % | |
---|---|---|---|---|
IHSG | 6870 | 6585.58 | -284.42 | -4.1% |
LQ45 | 960.31 | 946.93 | -13.38 | -1.4% |
IDX 30 | 499.33 | 492.33 | -7 | -1.4% |
Japan Nikkei 225 | 27603 | 27453 | -150 | -0.5% |
Shanghai CI | 3293 | 3267 | -26 | -0.8% |
Dow Jones | 34089 | 32817 | -1272 | -3.7% |
Nasdaq | 11960 | 11395 | -565 | -4.7% |
Emas | 1865.4 | 1817.10 | -48.3 | -2.6% |
Siap-Siap! Subsidi Kendaraan Listrik Bakal Mulai Berlaku Awal Maret 2023
Pada hari Senin (20/2/2023), Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menghadiri rapat internal dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Kantor Koordinator Kementerian Kelautan dan Investasi di Jakarta. Untuk mendukung upaya Indonesia mencapai Net Zero Emissions (NZE), konferensi tersebut memuat kesepakatan yang berkaitan dengan insentif atau subsidi untuk mobil listrik.
Arifin Tasrif mengatakan bahwa subsidi untuk kendaraan listrik akan mulai berjalan pada bulan depan. Subsidi ini akan diberikan untuk konversi dari motor BBM ke listrik, pembelian motor listrik, serta pembelian mobil listrik. Ia juga mengatakan bahwa subsidi yang diberikan untuk motor listrik sebesar Rp 7 juta.
Selain itu, Arifin juga mengungkapkan bahwa rapat tersebut tidak hanya membahas soal subsidi kendaraan listrik roda dua saja, namun juga kendaraan listrik roda empat atau mobil listrik. Namun, Arifin mengungkapkan bahwa subsidi mobil listrik nantinya bukan berupa uang, melainkan insentif pajak. Ia juga mengatakan bahwa insentif sepeda motor listrik tersebut akan diberikan baik untuk konversi maupun kendaraan baru. Hal itu ditujukan untuk mendorong keterjangkauan masyarakat menggunakan kendaraan yang bebas emisi.
Di samping itu, penggunaan mobil listrik diantisipasi dapat memangkas konsumsi bensin dan impor BBM yang jumlahnya cukup signifikan. Jika diantisipasi 1 liter bensin akan membakar 600.000 barel minyak crude setiap hari, maka Arifin memperkirakan dengan jumlah sepeda motor di Indonesia mencapai lebih dari 120 juta unit. Jika satu barel minyak mentah bernilai US$85, itu berarti US$50 juta per hari.
Siapakah Calon Gubernur BI Yang Dicalonkan Jokowi?
Pada hari Rabu (22/2/2023), DPR RI telah menerima Surat Presiden mengenai calon Gubernur Bank Indonesia (BI) untuk periode 2023-2028. Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia saat ini, akan kembali dicalonkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk dipilih kembali sebagai gubernur BI untuk yang kedua kalinya.
Perry Warjiyo adalah seorang bankir yang berperan penting di Indonesia karena upayanya dalam membantu mempertahankan ekonomi Indonesia di tengah tantangan COVID-19 dan gejolak geopolitik. Perry Warjiyo juga sebelumnya pernah menjabat sebagai direktur eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) selama dua tahun sejak 2007.
Sebagai informasi, BI telah menaikkan suku bunga sebesar 225 basis poin secara keseluruhan sejak Agustus tahun lalu, di bawah arahan Gubernur Perry Warjiyo. Selain itu, berbagai kebijakan yang diambil juga mampu membuat rupiah lebih stabil dan kini berada dalam tren penguatan. Melansir Reuters, Jokowi sebelumnya mempertimbangkan beberapa kandidat lainnya selain Perry Warjiyo, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Wakil Gubernur BI Destry Damayanti, dan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa.
Dalam upaya memerangi inflasi, BI pada pekan ini juga memilih untuk mempertahankan suku bunga acuan setelah enam kali kenaikan berturut-turut sebesar 225 basis poin. Namun demikian, dengan penurunan inflasi yang lebih cepat dari perkiraan semula, Perry Warjiyo sendiri menyatakan tidak melihat perlunya menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Lantas, apa jadinya jika Perry Warjiyo terpilih kembali menjadi Gubernur BI? Terpilihnya Perry berarti arah kebijakan BI lebih terbaca oleh pasar, sehingga kemungkinan tidak akan memberikan dampak yang signifikan ke rupiah.
Permintaan Ekspor Menurun, Stok CPO Pun Menumpuk
Menurut Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), ekspor minyak sawit mentah (CPO) saat ini menurun akibat permintaan ekspor yang melemah. Akibatnya, stok CPO dalam negeri pun mengalami penumpukan. Sejauh ini jumlah CPO yang menumpuk tercatat sebanyak 6,17 juta ton dari seluruh CPO yang ada di Indonesia. CPO tersebut merupakan pasokan yang siap ekspor dari November 2022 sampai Januari 2023.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono mengakui memang benar saat ini permintaan ekspor minyak sawit memang sedang menurun. Menurutnya, ekspor CPO sedang menurun karena kondisi pasar yang melemah akibat kondisi ekonomi global yang kurang baik sehingga permintaan ekspor juga melemah.
Namun, produksi minyak nabati non sawit seperti minyak kedelai masih bagus. Hal ini karena adanya dampak pada harga minyak nabati dunia termasuk sawit. Dia menegaskan bahwa untuk bisa meningkatkan ekspor disaat kondisi pasar melemah, pemerintah diharapkan dapat memberikan insentif dengan sementara menurunkan pungutan ekspor (PE) dan bea keluar (BK). Selain itu, program biodiesel B35 yang dimulai pada awal Februari 2023 ini diharapkan bisa menambah permintaan dan penyerapan CPO di dalam negeri.
Berikut Beberapa Saham Yang Belum Merilis Laporan Keuangan Kuartal IV-2022
Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat sejumlah perusahaan tercatat atau emiten yang belum mempublikasikan laporan keuangan kuartal IV-2022 nya hingga saat ini. Sebagai informasi, laporan keuangan perusahaan adalah sebuah catatan informasi keuangan untuk periode waktu tertentu yang dapat digunakan untuk menggambarkan situasi kinerja perusahaan tersebut.
Laporan keuangan perusahaan ini sangat penting, mengingat laporan keuangan memuat hal-hal seperti laba dan rugi yang didapat perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan sering dijadikan acuan mengenai bagaimana kinerja perusahaan dalam satu periode. Selain itu, emiten juga wajib mempublikasikan laporan keuangan kuartalan sebanyak empat kali dalam satu tahun, dengan masing-masing dalam periode tiga bulan.
Laporan keuangan kuartalan IV juga dikenal dengan laporan keuangan tahunan. Laporan ini biasanya dipublikasikan oleh emiten dua bulan setelah akhir tahun. Berikut beberapa contoh saham yang belum mempublikasikan laporan keuangan kuartal IV-2022, yaitu:
- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan jaringan telekomunikasi. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2022, TLKM membukukan laba bersih sebesar Rp 16,58 triliun. Angka ini turun 12,14% secara tahunan dari sebelumnya Rp 18,87 triliun. TLKM diproyeksikan akan merilis laporan tahunan kuartal IV-2022 pada 31 Maret 2023 mendatang.
- PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)
PT Smartfren Telecom Tbk adalah anak perusahaan Sinar Mas yang bergerak di bidang penyedia jasa telekomunikasi berbasis teknologi CDMA yang memiliki akses seluler dan mobilitas terbatas (fixed wireless access), serta layanan jaringan telekomunikasi untuk pelanggan. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2022, FREN membukukan laba bersih sebesar Rp1,64 triliun. Angka tersebut meningkat 471,93% dari perolehan sebelumnya yang merugi Rp441,72 miliar. Laporan keuangan FREN untuk kuartal IV-2022 diperkirakan akan dirilis pada akhir bulan Maret 2023.
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) adalah perusahaan induk dengan dua anak perusahaan yang bergerak di bidang usaha pertambangan, meliputi eksplorasi dan produksi emas, perak, tembaga dan mineral lainnya di masa depan. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2022, MDKA membukukan laba bersih sebesar US$ 69,19 juta pada kuartal III-2022. Angka itu meningkat sebesar 228.47% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, yaitu sebesar US$ 21.06 juta. Hingga kini, belum ada informasi mengenai kapan perseroan akan merilis kinerja keuangannya pada kuartal IV-2022.
Simak Saham Top Picks Minggu Ini
- PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES)
PT Ace Hardware Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang berbasis di Indonesia, yang merupakan peritel peralatan rumah tangga dan produk gaya hidup. Produk perseroan dipasarkan dengan berbagai merek dagang, antara lain Ace, Krisbow dan Kris. Perseroan juga memiliki properti investasi berupa tanah dan bangunan di Balikpapan dan Tangerang yaitu Living Plaza Balikpapan, Living Plaza Bintaro dan Alam Sutera. Selain itu, hingga 2023, perseroan telah memiliki lebih dari 220 gerai ritel yang berlokasi di Jakarta, Tangerang, hingga Bali.
Tahun ini, ACES akan mengalokasikan capital expenditure (capex) sebesar Rp 200 miliar – Rp 300 miliar, yang ditujukan untuk melakukan ekspansi dengan menambah 10-15 gerai di seluruh Indonesia. ACES juga berencana memperluas jejak ritelnya di lokasi-lokasi di luar Tier 2, termasuk Kebumen, Gowa, dan sejumlah kota lainnya. Penambahan gerai-gerai baru ini diproyeksikan dapat meningkatkan pendapatan ACES.
Hal ini juga didukung oleh pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh wilayah Indonesia pada 30 Desember 2022 lalu. Pencabutan PPKM ini akan membuat konsumen beralih kembali ke toko offline yang tentunya dapat menguntungkan perusahaan ACES. Dicabutnya PPKM juga akan meningkatkan kunjungan konsumen ke mall, yang dimana akan meningkatkan kunjungan ke gerai-gerai ACES yang terletak di dalam mall.
Tahun ini juga menjadi tahun yang tepat untuk kembali masuk ke saham ACES mengingat tahun ini merupakan tahun dimana perseroan akan kembali menjual produk yang sudah ditimbunnya semenjak pandemi lalu. Sebagai informasi, kurang lebih 90% produk ACES merupakan produk yang diimpor dari luar negeri, sehingga tarif jasa angkutan kapal (freight rate) dan juga kekuatan mata uang sangat berpengaruh terhadap kinerja perseroan.
Semenjak pandemi Covid-19, tarif jasa angkutan kapal (freight rate) telah mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan tarif jasa angkutan kapal ini tentunya akan membebankan ACES, yang dimana hampir seluruh produknya berasal dari impor. Melemahnya kurs rupiah juga berdampak signifikan terhadap ACES, mengingat harga produk impor akan semakin mahal. Selain itu, penjualan perusahaan juga menurun di masa-masa pandemi, mengingat PPKM yang diberlakukan menghambat mobilitas masyarakat untuk mengunjungi gerai-gerai ACES. Oleh karena itu, pihak manajemen memutuskan untuk menimbun produk-produk mereka. Hal ini juga terlihat dari rasio inventory turnover ACES sebesar 1.3x, yang mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki persediaan barang yang meluap-luap atau overstocking.
Laporan Keuangan
Q3 – 2022 | Q3 – 2021 | Q3 – 2020 | |
Penjualan | 4,783,389,925,321 | 4,601,196,715,536 | 5,382,370,216,996 |
Total Asset | 7,120,123,032,174 | 6,925,598,830,757 | 6,948,104,437,312 |
Total Liabilitas | 1,602,363,785,343 | 1,929,965,671,284 | 2,091,230,198,542 |
Total Ekuitas | 5,517,759,246,831 | 4,995,633,159,473 | 4,856,874,238,770 |
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penjualan pada kuartal III-2022 telah mengalami peningkatan dari penjualan di periode yang sama pada tahun 2021. Peningkatan ini juga diikuti oleh asset perusahaan yang meningkat dari Rp 6.9 triliun menjadi Rp 7.1 triliun dan ekuitas perusahaan yang juga meningkat dari Rp 4.9 triliun menjadi Rp 5.5 triliun. Sejalan dengan itu, perusahaan juga membukukan penurunan liabilitas dari Rp 1.9 triliun menjadi Rp 1.6 triliun pada kuartal III-2022.
Laporan keuangan perusahaan yang cukup solid dan juga rasio debt-to-equity yang cukup rendah (13.4%) menandakan bahwa perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang sehat. Sejauh ini, ACES juga belum pernah melakukan right issue maupun aksi korporasi lainnya untuk menghimpun dana, namun perusahaan mampu untuk terus berekspansi dengan menambah gerai-gerai baru, termasuk juga meluncurkan berbagai program marketing untuk memastikan gerai-gerai baru tersebut sukses. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen ACES memiliki kinerja yang sangat baik dan perusahaannya sendiri memiliki cashflow yang cukup untuk membiayai ekspansi tersebut, tanpa harus menggunakan dana bantuan dari right issue maupun aksi korporasi lainnya.
Di samping itu, ACES juga resmi menjadi penghuni baru indeks LQ45 pada 1 Februari 2023 lalu, yang menandakan bahwa perusahaan memiliki likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar yang besar, dan juga kondisi fundamental perusahaan yang bagus. Kondisi pandemi Covid-19 yang sudah hampir berakhir ini juga menandakan bahwa penjualan ACES kedepannya akan meningkat, dimana kinerja perusahaan pada tahun 2023 berpeluang besar untuk kembali tumbuh secara konsisten seperti di saat sebelum pandemi. Berdasarkan pemaparan di atas, saham ACES layak mendapatkan rekomendasi BUY.
2. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
PT Perusahaan Gas Negara Tbk, atau sebelumnya dikenal sebagai PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah perusahaan yang berbasis di Indonesia yang utamanya bergerak dalam pengangkutan dan perdagangan gas alam. Perusahaan mengklasifikasikan bisnisnya menjadi empat segmen, yaitu sektor transmisi/transportasi, sektor distribusi/niaga, sektor migas dan juga jasa telekomunikasi.
Sebagai informasi, Rusia merupakan salah satu pengekspor minyak terbesar di dunia. Negara ini diketahui bisa menghasilkan 10,94 juta barel per hari atau sekitar 12,2% produksi minyak di dunia. Sebelumnya, pada Desember tahun 2022 lalu, kelompok G7, Uni Eropa (UE), dan Australia menyetujui batas harga 60 dolar AS per barel untuk minyak mentah lintas laut dari Rusia, sebagai tanggapan atas perang Rusia di Ukraina. Menanggapi penerapan sanksi ini, pada 1 Februari 2023, Rusia memberlakukan pelarangan ekspor minyak ke negara-negara yang memberlakukan pembatasan harga. Larangan ekspor minyak tersebut akan diterapkan selama lima bulan ke depan.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Rusia adalah salah satu pengekspor minyak terbesar di dunia, dengan begitu, larangan ekspor tersebut dapat mengurangi pasokan minyak yang teserdia, sehingga dapat mempengaruhi harga minyak. Di samping itu, OPEC+, koalisi 23 negara yang dipimpin Arab Saudi dan Rusia juga telah memutuskan untuk memangkas produksi minyak dalam rangka menstabilkan harga komoditas ini. Dengan demikian, jika harga minyak naik, industri migas Indonesia akan mampu menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia juga telah menetapkan Indonesian Crude Price (ICP) tahun 2023 sebesar US$ 95 per barel dengan target lifting minyak hingga 660 million barrel oil per equivalent per day (MBOEPD). Angka tersebut juga lebih tinggi dari ICP di APBN 2022, yaitu US$ 63 per barel. Penetapan ini juga mengalami kenaikan sebesar US$ 5 per barel dari usulan sebelumnya, yaitu US$ 90 per barel saat Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pidato RUU APBN Tahun 2023.
Nantinya, penetapan ICP ini akan memberikan dampak yang positif untuk PGAS karena volume produksi minyak PGAS diproyeksikan akan meningkat sebesar 265 MBOEPD dari proyek pipa transportasi minyak Blok Rokan yang akan segera beroperasi pada tahun ini. Adapun saat pengoperasian penuh, PGAS memproyeksikan bahwa pipa transmisi minyak Rokan bisa memberikan kontribusi pendapatan hingga US$ 140 juta atau setara dengan Rp 2,2 triliun.
Selain itu, kenaikan harga gas khusus untuk industri dari US$ 6 per million british thermal unit (mmbtu) menjadi US$ 7 per mmbtu juga sedang dipertimbangkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Apabila pemerintah resmi menaikkan harga gas khusus untuk industri, maka hal ini akan berdampak positif untuk PGAS. Hal ini dikarenakan 80% dari volume gas PGAS dijual di bawah regulasi harga pas, yaitu senilai US$ 6 per mmbtu.
Laporan Keuangan
Q3 – 2022 (USD) | Q3 – 2021 (USD) | Q3 – 2020 (USD) | |
Pendapatan | 2.641.562.774 | 1,464,559,884 | 1,469,167,459 |
Total Asset | 7.355.779.388 | 7,531,218,580 | 7,556,167,492 |
Total Liabilitas | 3.938.156.409 | 4,356,966,600 | 4,354,081,415 |
Total Ekuitas | 3.417.622.979 | 3,174,251,980 | 3,202,086,077 |
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan perusahaan pada kuartal III-2022 mengalami peningkatan tajam dari periode yang sama pada tahun 2021. Pendapatan PGAS meningkat dari USD$ 1.4 miliar menjadi USD$ 2.6 miliar pada tahun 2022. Meskipun pendapatan perusahaan mengalami peningkatan yang signifikan, nyatanya total asset perusahaan pada tahun 2022 mengalami penurunan dari USD$ 7.5 miliar pada tahun 2021 menjadi USD$ 7.3 miliar. Di samping itu, liabilitas perusahaan berkurang dari USD$ 4.3 miliar pada tahun 2021 menjadi USD$ 3.9 miliar pada tahun 2022. Sedangkan ekuitas perusahaan meningkat dari USD$ 3.1 miliar pada tahun 2021 menjadi USD$ 3.4 miliar pada tahun 2022.
Di samping itu, kinerja PGAS tergolong cukup baik dibandingkan dengan perusahaan sejenis di industri yang sama. PGAS juga memiliki quick ratio sebesar 2.3x, dan merupakan yang tertinggi di antara kompetitornya. Ini mengindikasikan bahwa bahwa PGAS memiliki aset likuid yang cukup untuk menutupi kewajiban langsungnya. PGAS juga memiliki rasio debt-to-equity sebesar 98.4%, kedua terendah diantara kompetitornya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki lebih banyak modal daripada jumlah dana yang dipinjam.
Sedangkan di sisi pasar gas alam, harga gas terpantau melampaui kinerja komoditas lainnya pada tahun 2022, dengan kenaikan sampai 159,5%. Kenaikan ini sebagian besar didorong oleh adanya krisis energi dan peningkatan permintaan menjelang musim dingin di Eropa. Harga gas alam juga diproyeksikan masih akan naik sampai setidaknya kuartal II – 2023. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2023, lifting gas diperkirakan akan mencapai 1,1 miliar barrel per hari, naik dari 964 juta barel per hari pada 2022, yang dimana bertujuan untuk mencapai target pemerintah untuk memproduksi 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) dan eksplorasi 55 sumur baru pada 2023.
Harga minyak dan gas juga akan terdorong naik, mengingat China yang telah beralih dari zero-covid policy dan membuka kembali perbatasannya. Hal ini dikarenakan mobilitas masyarakat yang meningkat juga akan meningkatkan prospek permintaan bahan bakar. Jadi, berdasarkan pemaparan di atas, saham PGAS layak mendapatkan rekomendasi BUY.
3. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan perusahaan induk yang berbasis di Indonesia. Perseroan fokus pada bidang produsen semen, non semen dan jasa di seluruh Indonesia. Segmen perusahaan meliputi produksi semen dan produksi non-semen. Segmen produksi semen bergerak di bidang manufaktur dan pendukung semen. Segmen produksi non-semen terdiri dari penambangan batu kapur dan tanah liat, pembuatan kantong semen, real estate industri, beton pracetak dan siap pakai, layanan teknologi informasi (TI), logistik, dan perdagangan.
Pada Desember 2022, pemerintah telah menyelesaikan pengalihan saham pemerintah di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) ke PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR). Penyelesaian aksi korporasi ini akan semakin memperkuat SMGR sebagai penguasa pasar (market share) semen nasional. Tak hanya itu, kapitalisasi pasar (market cap) SMGR juga akan turut meningkat. Saat ini, market share SMGR berkisar antara 49%-52%, sementara itu market share SMBR berkisar di rentang 3%. Jika keduanya digabungkan, maka SMGR akan menguasai 55% penjualan semen nasional.
Sebagai penguasa pasar, SMGR dapat menggenjot produksi dan penjualan dengan harga yang lebih terjangkau. Penggabungan usaha ini juga akan dapat mengurangi persaingan industri semen, yang belakangan mengalami kelebihan kapasitas (over capacity). Sebagai informasi, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk akan mendapat tambahan inbreng PMN sebanyak 7,49 miliar lembar saham seri B milik negara. Dengan kata lain, Semen Indonesia akan mengambil alih sebagai induk perusahaan Semen Baturaja dengan memiliki 75,51% saham seri B perseroan, sedangkan 24,49% sisanya dimiliki oleh masyarakat umum.
Selain itu, kinerja SMGR juga diperkirakan akan membaik seiring dengan penurunan harga batu bara. SMGR sendiri dilaporkan telah mengamankan 100% pasokan batu baranya dengan harga domestic market obligation (DMO) hingga akhir tahun ini. Dibandingkan dengan para pesaingnya yang mungkin tidak dapat memenuhi seluruh permintaan batubara dengan harga DMO, keadaan ini menempatkan SMGR di posisi yang lebih unggul.
Menjelang momentum pemilihan umum pada tahun depan, penjualan semen domestik juga diperkirakan akan meningkat. Menurut Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Daniel Aditya, selama lima periode pemilu terakhir, yakni 1999, 2004, 2009, 2014, dan 2019, mayoritas penjualan semen pada tahun pemilu mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Menurut Daniel, kenaikan penjualan semen jelang tahun politik ditopang oleh konsumsi masyarakat yang meningkat dan pertumbuhan pembangunan infrastruktur. Hal ini tentunya akan memberikan dampak yang positif terhadap anggaran infrastruktur pemerintah yang terutama bergerak di industri semen nasional. Dengan demikian, penjualan semen tahun ini diantisipasi meningkat 1% hingga 2% year over year (YoY) sesuai dengan perencanaan awal Pemilu 2024 dan pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang digelar pada akhir tahun tersebut.
Di sisi lain, berakhirnya fenomena La Nina di tahun 2023 juga berpotensi membantu mendongkrak volume penjualan semen. Menurut perkiraan dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), La Nina diperkirakan akan berakhir pada akhir tahun 2022. Sehingga memasuki tahun 2023, curah hujan akan perlahan mulai normal kembali. Kondisi ini berpotensi meningkatkan pertumbuhan volume penjualan SMGR.
Laporan Keuangan
Q3 – 2022 | Q3 – 2021 | Q3 – 2020 | |
Pendapatan | 25.280.873 | 25.330.461 | 25.624.933 |
Total Asset | 74.056.942 | 76.609.200 | 80.217.435 |
Total Liabilitas | 31.584.915 | 35.741.236 | 42.946.459 |
Total Ekuitas | 40.799.687 | 39.086.729 | 35.313.529 |
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan perusahaan pada kuartal III-2022 mengalami sedikit penurunan dari Rp 25.3 miliar pada tahun 2021, menjadi Rp 25.2 miliar pada tahun 2022. Sementara itu, total ekuitas perusahaan mengalami peningkatan dari Rp 39 miliar menjadi Rp 40 miliar pada tahun 2022. Meskipun demikian, total aset perusahaan mengalami penurunan dari Rp 76 miliar menjadi Rp 74 miliar pada tahun 2022. Di sisi liabilitas, perusahaan membukukan penurunan dari Rp 42 miliar pada tahun 2020, kemudian turun menjadi Rp 35 miliar pada tahun 2021, dan kemudian turun kembali menjadi Rp 31 miliar pada tahun 2022.
Di samping itu, kebijakan zero over dimension and overload (ODOL) diperkirakan akan diberlakukan pada tahun ini, dan apabila kebijakan ini diberlakukan, biaya logistik dapat meningkat sehingga turut meningkatkan biaya distribusi semen. Hal ini dikarenakan biaya transportasi yang sejauh ini menjadi kontribusi terbesar terhadap beban penjualan perusahaan.
Meskipun begitu, SMGR diproyeksikan masih akan tetap membukukan pertumbuhan laba yang positif tahun ini, seiring dengan berkurangnya liabilitas perusahaan. Pertumbuhan ini didorong oleh normalisasi harga batubara, yang menjadi salah satu komponen produksi terbesar perusahaan semen. Laba PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) juga diproyeksikan akan terdongkrak dari proyek pembangunan IKN Nusantara. Pasalnya pembangunan IKN membutuhkan semen dengan volume yang cukup besar. Mengingat statusnya sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), SMGR memiliki keunggulan kompetitif dalam berpartisipasi dalam proyek-proyek infrastruktur. Hal ini tercermin dari pangsa pasar produk SMGR pada proyek-proyek strategis nasional sebesar 75% pada tahun 2021. Jadi, berdasarkan pemaparan di atas, saham SMGR layak mendapatkan rekomendasi BUY.
Disclaimer:
Buletin ini dimaksudkan untuk tujuan informasi dan bukan sebagai dasar untuk membeli dan menjual keputusan. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa depan. Klien harus mengetahui dan memahami risiko di Pasar Modal dan memahami isi buletin sebelum mengambil tindakan terkait. Oleh karena itu, PT Fawz Finansial Indonesia tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung atau tidak langsung yang diderita oleh klien sebagai akibat dari penggunaan informasi dalam buletin ini.
By Aurel Fawz Finansial Indonesia