PT Fawz Finansial Indonesia
NEWSLETTER
15 Oktober 2023
2 Oktober 2023 | 13 Oktober 2023 | Perbedaan | % | |
---|---|---|---|---|
IHSG | 6.940 | 6.935 | -5 | -0.1% |
LQ45 | 953 | 943 | -10 | -1.0% |
EIDO | 22.3 | 21.7 | -0.6 | -2.7% |
Japan Nikkei 225 | 31.858 | 32.495 | 637 | 2.0% |
Shanghai CI | 3.110 | 3.108 | -2 | -0.1% |
Dow Jones | 33.508 | 33.631 | 123 | 0.4% |
Nasdaq | 13.219 | 13.574 | 355 | 2.7% |
Emas | 1.862 | 1.883 | 21 | 1.1% |
Israel-Palestina Perang, Harga Minyak Meroket!
Konflik dan ketegangan antara Israel dan Palestina tak kunjung reda hingga saat ini. Bahkan, Hamas, yang merupakan kelompok Islam Palestina, kembali melancarkan serangan terhadap Israel pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023. Serangan ini pun telah menyebabkan ribuan orang tewas dan kerusakan yang signifikan baik di wilayah Israel maupun Gaza.
Selain menyebabkan ribuan orang tewas, perang Israel-Hamas ini juga membuat kondisi perekonomian global saat ini penuh dengan ketidakpastian. Pasalnya, harga minyak dunia terpantau melonjak tajam akibat perang ini, dimana pada perdagangan hari Senin (9/10/2023), harga minyak WTI ditutup naik 4,34% ke level US$ 86,38 per barel, dan harga minyak brent ditutup naik 4,22% ke level US$ 88,15 per barel. Bahkan, sejumlah ekonom memperkirakan bahwa harga minyak mentah bisa naik ke level US$ 90-92 per barel akibat perang Israel-Hamas ini.
Kenaikan harga minyak ini pun berpotensi meningkatkan inflasi, yang pada akhirnya dapat mengarah pada suku bunga yang lebih tinggi dan pertumbuhan ekonomi global yang tertahan. Bank Sentral AS atau The Fed sendiri pun mengindikasikan masih akan menaikkan suku bunganya sekali lagi dalam tahun ini, dan suku bunga pun diproyeksikan masih akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Selain itu, perang antara Israel dan Hamas ini juga telah menimbulkan ketidakpastian di pasar ekuitas, dan investor beralih ke aset-aset safe haven seperti emas dan dolar Amerika Serikat (AS), sehingga melemahkan nilai tukar Rupiah. Melemahnya Rupiah juga berdampak pada kenaikan harga barang impor, terutama pangan seperti beras. Meskipun ada negara-negara yang bersedia untuk mengekspor beras ke Indonesia, biaya impor beras masih dipengaruhi oleh nilai tukar dolar AS, sehingga harga beras impor pun menjadi lebih tinggi.
Apa Dampaknya Jika Suku Bunga BI dan The Fed Setara di Level 5,75%?
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 23-24 Agustus 2023 lalu memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75%. Begitu pula dengan Bank Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), yang juga memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang digelar pada 19-20 September 2023 lalu waktu setempat.
Meskipun begitu, The Fed memberikan sinyal bahwa pihaknya masih akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 bps lagi hingga akhir tahun 2023 ini. Dengan begitu, jika The Fed kembali menaikkan suku bunganya, maka suku bunga AS akan berada di kisaran 5,5-5,75%, alias setara dengan suku bunga BI. Lantas, apa yang akan terjadi jika suku bunga BI dan The Fed setara di level 5,75%?
Salah satu dampaknya adalah pelemahan mata uang rupiah. Hal ini terjadi karena minat investor untuk berinvestasi di Indonesia menurun, karena suku bunga di Amerika Serikat yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan di Indonesia. Dengan demikian, permintaan terhadap rupiah menurun, sehingga nilai tukar rupiah cenderung melemah. Jika terjadi pelemahan lebih lanjut, dampaknya akan dirasakan secara luas di Indonesia, mulai dari inflasi yang meningkat hingga perlambatan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Meskipun begitu, sejumlah analis memproyeksikan bahwa Bank Indonesia kemungkinan akan mempertimbangkan opsi untuk menaikkan suku bunga acuan hingga mencapai 6% pada sisa tahun 2023 ini, terutama jika depresiasi nilai tukar rupiah tidak dapat dikendalikan dan terus bergerak menuju level Rp 16.000 per dolar AS. Adapun per hari Rabu (11/10/2023), nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,30% ke level Rp 15.738 per dolar AS.
Saham BREN Sentuh ARA 5 Hari Berturut-turut!
PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan energi terbarukan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Senin (9/10/2023) lalu. Adapun saham BREN dibuka melesat 25% ke level Rp 975 per saham pada perdagangan perdananya, dari harga IPO yang berada di level Rp 780 per saham.
Saham BREN pun tercatat sudah 5 hari berturut-turut menyentuh Auto Rejection Atas (ARA), dimana pada perdagangan hari Jumat (13/10/2023), BREN kembali dibuka melesat 24,87% ke level Rp 2.387 per saham. Kapitalisasi pasar BREN saat ini juga sudah mencapai Rp 202,69 triliun. Dengan begitu, saham BREN kini sudah masuk ke dalam daftar 10 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI, tepatnya di urutan ke-10.
Sebagai informasi, BREN menawarkan sebanyak-banyaknya 4,5 miliar saham atau setara dengan 3,35% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga penawaran sebesar Rp 780 per saham. Penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) BREN yang digelar pada tanggal 3-5 Oktober 2023 itu pun berhasil mendapatkan sambutan positif dari pasar, dimana BREN berhasil memperoleh dana sebesar Rp 3,13 triliun dan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed lebih dari 135 kali.
Sementara itu, dana yang diperoleh dari IPO ini akan digunakan sepenuhnya untuk penyetoran modal ke Star Energy Geothermal. Dana tersebut akan digunakan untuk membayar kewajiban-kewajiban perusahaan, termasuk pembayaran utang kepada Bangkok Bank Public Company Limited, yang berjumlah hingga US$158.588.321. Selain itu, dana akan digunakan untuk memenuhi kewajiban pembayaran kepada Star Energy Oil & Gas Pte. Ltd., dengan rincian pembayaran kepada SEOG sebesar US$66,50 juta dan kepada perusahaan sebesar US$6 juta.
Simak Ulasan Saham Minggu Ini!
- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) adalah perusahaan yang berfokus dalam ekosistem digital, dimana perusahaan beroperasi melalui lima segmen, yaitu layanan on-demand, e-commerce, teknologi keuangan, logistik, dan semua segmen lainnya. Perusahaan sendiri memiliki sejumlah platform, seperti Gojek yang menghubungkan mitra pengemudi, pedagang, dan pengguna. Lalu platform Tokopedia yang merupakan pasar yang menghubungkan mitra pengemudi, pedagang, pengguna, dan penyedia layanan logistik.
Adapun berdasarkan pendapatannya, segmen on-demand services berkontribusi sebesar Rp 2.8 triliun atau sekitar 40,8% dari total pendapatan GOTO di kuartal II-2023. Sementara itu, segmen tekonologi keuangan berkontribusi sebesar Rp 410.1 miliar atau sekitar 0,59%, segmen E-commerce berkontribusi sebesar Rp 2.7 triliun atau sekitar 40,1%, segmen logistik berkontribusi sebesar Rp 63.8 miliar atau sekitar 0,009%, dan segmen lainnya berkontribusi sebesar Rp 48.5 miliar atau sekitar 0,007% dari total pendapatan GOTO di kuartal II-2023. Lantas, apakah penutupan TikTok Shop dapat menjadi angin segar bagi GOTO yang sumber pendapatan kedua terbesarnya berasal dari segmen E-commerce?
TikTok Shop Resmi Tutup
TikTok resmi menghentikan operasional TikTok Shop mulai dari hari Rabu, 4 Oktober 2023 tepatnya pukul 17.00 WIB, sebagai tanggapan terhadap aturan dari Kementerian Perdagangan yang melarang media sosial yang juga menjalankan bisnis e-commerce. Meskipun begitu, beberapa penjual masih tampak berjualan secara langsung atau live streaming di TikTok. Hanya saja proses transaksinya dilakukan lewat e-commerce lain, seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak dan lain sebagainya.
Peralihan transaksi dari TikTok Shop ke e-commerce lainnya pun diproyeksikan dapat meningkatkan kinerja emiten-emiten yang bergerak di bidang e-commerce ini, termasuk salah satunya GOTO, dengan platform Tokopedianya. Selain itu, Tokopedia juga telah menaikkan biaya admin baik bagi penjual maupun pembeli yang bertransaksi di platform tersebut. Peningkatan biaya admin ini pun diproyeksikan dapat mempertebal kinerja GOTO dari segmen e-commercenya.
Biaya Admin Tokopedia Bagi Penjual atau Seller
Kategori Grup | Per 6 Juni 2022 | Per 2 Januari 2023 | ||
Power Merchant PRO & Power Merchant | Regular Merchant (Setelah transaksi ke-100) | Power Merchant PRO & Power Merchant | Regular Merchant (Setelah transaksi ke-100) | |
1 | 3% | 2,5% | 4,5% | 3,8% |
2 | 2,5% | 1,7% | 3,8% | 3% |
3 | 1,75% | 1,25% | 3,1% | 2,6% |
4 | 2,5% | 1,7% | 1,8% | 1,6% |
5 | 1,5% | 0,5% | 2% | 1% |
Biaya Admin Tokopedia Bagi Pengguna atau Pembeli
1 Agustus 2022 | 2 Mei 2023 | |
Biaya Layanan (gratis kalau pakai GoPay) | Rp 1.000 | Rp 1.000 |
Biaya Jasa Aplikasi (transaksi di bawah Rp 1 juta) | Rp 1.000 | Rp 2.000 |
Biaya Jasa Aplikasi (transaksi di atas Rp 1 juta) | Rp 3.000 | |
Biaya layanan COD (Cash On Delivery) |
|
2% dari total harga barang |
Laporan Keuangan
2023 – Q2 | 2022 – Q2 | 2021 | |
Pendapatan | 6,883,626,000,000 | 3,399,988,000,000 | 4,535,764,000,000 |
Laba Bersih | (7,161,506,000,000) | (13,647,806,000,000) | (21,390,932,000,000) |
Total Asset | 133,210,975,000,000 | 158,921,410,000,000 | 155,137,033,000,000 |
Total Liabilitas | 15,809,121,000,000 | 15,787,087,000,000 | 16,112,589,000,000 |
Total Ekuitas | 117,320,854,000,000 | 143,134,323,000,000 | 139,024,444,000,000 |
Sementara berdasarkan laporan keuangan perusahaan, GOTO berhasil membukukan peningkatan pendapatan yang signifikan, dari Rp 3.3 triliun menjadi Rp 6.8 triliun di kuartal II-2023. Sejalan dengan itu, rugi bersih perusahaan juga berhasil mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun ke tahunnya, dimana perusahaan berhasil memangkas rugi menjadi Rp 13.6 triliun di kuartal II-2023, dan kemudian turun lagi menjadi Rp 7.1 triliun di kuartal II-2023. Di sisi lain, aset perusahaan tercatat menurun dari Rp 158.9 triliun menjadi Rp 133.2 triliun, dan ekuitas perusahaan yang tercatat mengalami penurunan dari Rp 143.1 triliun menjadi Rp 117.3 triliun.
Meskipun begitu, total ekuitas perusahaan masih jauh lebih besar dibandingkan dengan liabilitas perusahaan yang tercatat mengalami sedikit peningkatan dari Rp 15.7 triliun menjadi Rp 15.8 triliun. Jumlah liabilitas yang jauh lebih kecil dibandingkan ekuitas pun menandakan bahwa perusahaan masih berada dalam kondisi yang cukup sehat. Hal ini pun tercermin dari rasio debt-to-equity (DER) perusahaan yang tercatat sebesar 13.31%.
Valuasi Saham GOTO
Dari segi valuasi, saham GOTO dinilai masih memiliki valuasi yang cukup murah, dimana rasio Price-to-Earnings (PER) nya berada di kisaran -5.62x dan rasio Price to Book Value (PBV) nya berada di kisaran 0.67x. Angka PER dan PBV yang masih tergolong rendah ini pun mengindikasikan bahwa saham GOTO ini masih murah atau undervalued.
Kesimpulan
GOTO sendiri baru saja menyelesaikan proses penambahan modal melalui skema private placament. Dalam transaksi korporasi tersebut, GOTO berhasil menghimpun dana sejumlah Rp 1,53 triliun, setelah Bhinneka Holdings membeli 17,04 miliar saham baru GOTO dengan harga Rp 90 per saham. Dana yang terkumpul dari private placement ini pun akan digunakan untuk memperkuat modal kerja GOTO beserta anak perusahaannya. Selain itu, dana tersebut juga akan dialokasikan untuk mengembangkan proyek-proyek terkait pengembangan kendaraan listrik dan inklusi keuangan, termasuk untuk PT Dompet Anak Bangsa (Gopay).
Peningkatan modal melalui aksi private placement ini pun diproyeksikan dapat memperkuat keuangan GOTO. Selain itu, meskipun perusahaan masih membukukan rugi, nyatanya kinerja GOTO dari sisi pendapatannya sudah jauh membaik. Rugi bersih yang terus menurun setiap tahunnya pun menjadi tanda bahwa kinerja GOTO sendiri sudah mulai menunjukkan perbaikan. Di samping itu, penutupan TikTok Shop serta peningkatan biaya admin penjual dan pembeli di platform Tokopedia juga diproyeksikan dapat mendorong kinerja GOTO di segmen e-commerce nya. Jadi, berdasarkan pemaparan diatas, saham GOTO layak untuk mendapatkan rekomendasi BUY.
2. PT Elnusa Tbk (ELSA)
PT Elnusa Tbk (ELSA) adalah perusahaan minyak dan gas terintegrasi yang berfokus pada tiga segmen utama, yaitu segmen jasa hulu migas, segmen jasa penunjang migas, dan segmen jasa distribusi dan logistik energi. Adapun berdasarkan pendapatannya, jasa hulu minyak dan gas (migas) terintegrasi berkontribusi sebesar Rp 1.8 triliun atau sekitar 32% dari total pendapatan ELSA di kuartal II-2023. Sementara itu, jasa penunjang migas berkontribusi sebesar Rp 757.9 miliar atau sekitar 12,9%, dan jasa distribusi dan logistik energi berkontribusi sebesar Rp 3.2 triliun atau sekitar 55% dari total pendapatan ELSA. Lantas, apakah saham ELSA layak untuk dikoleksi di tengah melambungnya harga minyak dunia?
Harga Minyak Dunia Naik
Harga minyak mentah dunia dibuka menguat pada perdagangan hari Jumat (13/10/2023), dimana harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,72% ke level US$ 83,51 per barel, dan minyak mentah brent dibuka naik 0,41% ke level US $86,35 per barel. Harga minyak dunia pun sebelumnya sempat menyentuh level US$ 91,15 per barel pada 5 November 2023 lalu, dan diperkirakan akan naik ke level US$ 95 per barel pada akhir tahun 2023 ini.
Penyebab Harga Minyak Dunia Naik
Harga minyak dunia yang melambung tinggi ini pun didorong oleh kebijakan pengetatan pasokan yang dilakukan Arab Saudi dan Rusia. Sebagai informasi, Arab Saudi akan mengurangi produksi minyak mentahnya hingga 1 juta barel per hari hingga akhir tahun. Sementara Rusia akan mengurangi ekspor minyaknya sebesar 500.000 barrel per hari di Agustus dan 300.000 barrel per hari di September. Meskipun begitu, harga minyak dunia sempat tertahan karena persediaan minyak mentah dan bensin di Amerika Serikat (AS) yang jauh lebih besar dari ekspetasi pasar, sehingga mengurangi kekhawatiran akan kekurangan pasokan. Adapun, stok minyak mentah AS naik mencapai sekitar 12,9 juta barel, dan angka ini pun jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ekspetasi para analis dalam survei Reuters yang hanya mencapai 500.000 barel.
Namun, sekalipun harga minyak sempat tertahan karena stok minyak AS melonjak, harga minyak sendiri masih berpotensi untuk meningkat, mengingat perang Israel-Hamas yang masih berlangsung hingga saat ini. Sebagai informasi, Hamas, yang merupakan kelompok Islam Palestina, kembali melancarkan serangan terhadap Israel pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023. Terancamnya pasokan minyak mentah akibat perang ini pun berpotensi mendorong harga minyak. Bahkan, harga minyak dunia bisa melonjak lebih tinggi lagi jika Iran terlibat dalam perang antara Hamas dan Israel, mengingat Iran merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia. Dengan begitu, mengingat ELSA merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri migas, maka ELSA tentunya dapat ikut merasakan dampak dari kenaikan harga minyak. Lantas, melihat prospek ELSA yang bakal terdorong dari naiknya harga minyak dunia, apakah saham ELSA layak untuk dikoleksi?
Laporan Keuangan
2023 – Q1 | 2022 – Q1 | 2021 – Q1 | |
Pendapatan | 5,860,507,000,000 | 5,420,540,000,000 | 3,712,292,000,000 |
Laba Bersih | 250,100,000,000 | 226,333,000,000 | 40,153,000,000 |
Total Asset | 9,286,309,000,000 | 8,301,303,000,000 | 7,087,926,000,000 |
Total Liabilitas | 5,108,028,000,000 | 4,269,918,000,000 | 3,304,133,000,000 |
Total Ekuitas | 4,178,281,000,000 | 4,031,385,000,000 | 3,783,793,000,000 |
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, ELSA berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan dari Rp 5.4 triliun menjadi Rp 5.8 triliun di kuartal II-2023. Sejalan dengan itu, laba bersih perusahaan juga meningkat dari Rp 226.3 miliar menjadi Rp 250.1 miliar, dan aset perusahaan juga turut naik dari Rp 8.3 triliun menjadi Rp 9.2 triliun. Meskipun begitu, liabilitas perusahaan tercatat mengalami peningkatan dari Rp 4.2 triliun menjadi Rp 5.1 triliun, dan jumlah liabilitas ini juga jauh lebih besar dibandingkan ekuitas perusahaan yang tercatat meningkat dari Rp 4.03 triliun menjadi Rp 4.1 triliun di kuartal II-2023. Jumlah liabilitas yang jauh lebih besar daripada ekuitas ini pun menandakan bahwa perusahaan mungkin berada dalam kondisi yang kurang sehat. Hal ini pun terlihat dari debt-to-equity (DER) perusahaan yang tercatat sebesar 122.30%. Biasanya, rasio DER yang melebihi 100% juga mengindikasikan bahwa perusahaan rentan terhadap risiko gagal bayar hutang dan kebangkrutan.
Valuasi Saham ELSA
Dari segi valuasi, saham ELSA dinilai masih memiliki valuasi yang cukup murah dibandingkan dengan sejumlah kompetitornya, dimana rasio Price-to-Earnings (PER) ELSA berada di kisaran 5.95x dan rasio Price to Book Value (PBV) nya berada di kisaran 0.71x. Sementara rasio PER salah satu kompetitor ELSA, yaitu PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) berada di kisaran 14.26x dan rasio PBV nya berada di kisaran 2.68x. Begitu pula dengan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang rasio PER nya berada di kisaran 10.25x dan PBV nya berada di kisaran 1.47x. Nah, angka PER dan PBV yang lebih rendah dibandingkan kompetitornya pun menandakan bahwa saham ELSA ini masih murah atau undervalued.
Kesimpulan
ELSA sendiri telah mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 500 miliar, dimana sekitar 46% akan diperuntukkan bagi pemeliharaan kapasitas alat survei seismic darat dan perawatan sumur. Kemudian sekitar 35% nya akan dialokasikan untuk pertumbuhan bisnis, termasuk kegiatan pemeliharaan kapasitas kelengkapan seperti pekerjaan Hydraulic Workover (HWU), Mobile Well Testing, serta Jasa Distribusi dan Logistik Energi untuk pembangunan dan revitalisasi Terminal Petroleum Liquefied Gas (TPLG), serta sisanya akan digunakan untuk segmen Jasa Penunjang Migas dan Non Project. Pengalokasian capex untuk ekspansi-ekspansi ini pun diproyeksikan dapat menunjang kinerja ELSA kedepannya.
Selain itu, meskipun utang ELSA masih tergolong cukup besar, meningkatnya harga minyak dunia akibat pemangkasan produksi Arab Saudi dan Rusia, serta perang Israel-Hamas yang masih berlangsung, diproyeksikan juga dapat meningkatkan kinerja perusahaan kedepannya. Kemudian, mengingat valuasi saham ELSA yang juga masih cukup murah, maka saham ELSA layak untuk mendapatkan rekomendasi BUY.
3. PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI)
PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan grosir produk beras, dengan sejumlah merek seperti Topi Koki , Hok-1, LIMAS , BPS dan Super Belida. Adapun berdasarkan segmennya, pendapatan HOKI didominasi oleh penjualan beras yang berkontribusi sebesar Rp 695.5 miliar atau setara dengan 99,3% total pendapatan HOKI di semester I-2023. Sementara kurang dari 1% pendapatan HOKI berasal dari segmen sewa mesin pembangkit listrik dan juga industri lainnya. Lantas, bagaimana prospek saham HOKI ditengah kenaikan harga beras?
Harga Beras Naik
Menurut data yang dirilis oleh Badan Pangan Nasional, rata-rata harga beras berkualitas medium per 8 Oktober 2023 mencapai Rp 13.200 per kilogram, sementara harga beras berkualitas premium mencapai Rp 14.920 per kilogram. Kenaikan harga tersebut telah melampaui batas harga eceran tertinggi (HET) beras yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dengan kisaran harga antara Rp 10.900 hingga Rp 11.800 per kilogram untuk beras medium, dan Rp 13.900 hingga Rp 14.800 per kilogram untuk beras premium. Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat adanya inflasi sebesar 18,44% (yoy) pada harga beras pada bulan September 2023, yang merupakan angka tertinggi sejak tahun 2014.
Penyebab Harga Beras Naik
Harga beras yang meningkat ini pun didorong oleh sejumlah sentimen, seperti salah satunya fenomena El Nino. Sebagai informasi, El Nino merupakan fenomena iklim yang menyebabkan Suhu Muka Air Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah naik di atas tingkat normal, sehingga berpotensi menyebabkan kemarau berkepanjangan. Fenomena El Nino yang terjadi saat ini, dan diperkirakan baru akan berakhir pada bulan Februari-Maret 2024 mendatang, berpotensi membuat sejumlah wilayah mengalami kekeringan, sehingga mengurangi produksi beras dalam negeri. Bahkan, Dadan Pangan Nasional (NFA) memproyeksikan bahwa penurunan produksi beras di tahun ini dapat mencapai 5 hingga 7%. Dampak dari penurunan pasokan akibat El Nino ini pun diperkirakan akan membuat harga beras tetap tinggi dalam jangka waktu 6-9 bulan ke depan.
Selain itu, lonjakan harga beras juga dipicu oleh kebijakan 22 negara yang melarang ekspor bahan pangan termasuk beras. Salah satu kontributor utama beras bagi Indonesia, yaitu India, telah memutuskan untuk melarang ekspor beras putih non-basmati yang menyumbang sekitar 25% dari total ekspor pada bulan Juli 2023. Langkah serupa juga diambil oleh Uganda, Rusia, Bangladesh, Pakistan, dan Myanmar. Tindakan larangan ekspor beras dari sejumlah negara ini pun akan menyebabkan peningkatan harga beras secara global, yang tentunya juga akan berdampak langsung pada harga beras di Indonesia. Lantas, melihat harga beras yang melambung tinggi, apakah saham HOKI layak untuk dikoleksi?
Valuasi Saham HOKI
Dari segi valuasi, saham HOKI memang dinilai memiliki valuasi yang cukup mahal dibandingkan dengan salah satu kompetitonya, PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI), dimana rasio Price-to-Earnings (PER) HOKI berada di kisaran -155.09x dan rasio Price to Book Value (PBV) nya berada di kisaran 1.93x. Sementara rasio PER NASI berada di kisaran 115.84x dan rasio PBV nya berada di kisaran 1.17x. Angka PER dan PBV yang lebih tinggi dibandingkan kompetitornya pun mengindikasikan bahwa saham HOKI ini jauh lebih mahal atau overvalued. Lantas, dengan valuasi nya yang tergolong cukup mahal, apakah saham HOKI ini layak untuk dikoleksi?
Laporan Keuangan
2023 – Q2 | 2022 – Q2 | 2021 – Q2 | |
Pendapatan | 700,479,695,231 | 434,087,217,245 | 429,751,220,429 |
Laba Bersih | (4,984,747,570) | 7,277,420,890 | 7,562,419,420 |
Total Asset | 884,637,132,085 | 973,432,882,361 | 918,322,705,518 |
Total Liabilitas | 214,895,609,578 | 298,408,375,787 | 248,535,350,606 |
Total Ekuitas | 669,741,522,507 | 675,024,506,574 | 669,787,354,912 |
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, HOKI berhasil membukukan peningkatan pendapatan yang signifikan dari Rp 434.08 miliar menjadi Rp 700.4 miliar pada kuartal II-2023. Meskipun begitu, beban pokok penjualan HOKI yang tercatat meningkat sebesar 73% dari Rp 375,40 miliar menjadi Rp 649,41 miliar, dan juga harga pokok penjualan beras yang sempat menurun pada kuartal sebelumnya, menyebabkan laba bersih HOKI justru tergerus dari Rp 7.2 miliar menjadi rugi sebesar Rp 4.9 miliar.
Sejalan dengan penurunan laba bersih ini, aset perusahaan juga tercatat menurun dari Rp 973.4 miliar menjadi Rp 884.6 miliar pada kuartal II-2023. Meskipun begitu, ekuitas perusahaan berhasil meningkat dari Rp 675 miliar menjadi Rp 669.7 miliar, dan liabilitas perusahaan juga berhasil diturunkan dari Rp 298.4 miliar menjadi Rp 214.8 miliar pada kuartal II-2023. Nah, jumlah ekuitas yang meningkat dan jauh melebihi jumlah liabilitasnya pun menandakan bahwa perusahaan masih berada dalam kondisi yang sehat. Hal ini pun tercermin dari rasio debt-to-equity (DER) perusahaan yang tercatat sebesar 17,58%.
Kesimpulan
Di samping valuasi saham HOKI yang tergolong cukup mahal dibandingkan kompetitornya, dan perusahaan yang membukukan rugi di kuartal II-2023 ini, prospek HOKI kedepannya masih cukup cerah, mengingat harga beras yang melambung tinggi saat ini, berkat fenomena El Nino dan juga larangan ekspor dari sejumlah negara, seperti India. Selain itu, HOKI sendiri merupakan salah satu pemain besar dalam industri beras dalam negeri, dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 1.31 triliun, melebihi kapitalisasi pasar NASI yang sebesar Rp 71.05 miliar.
HOKI melalui anak usahanya, PT Hoki Distribusi Niaga (HDN) juga telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) untuk membentuk usaha patungan (joint venture/JV) dengan PT Gita. Kerja sama ini bertujuan untuk membangun pabrik beras sehat yang direncanakan akan beroperasi pada awal 2025. Adanya rencana pembangunan pabrik baru ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap kinerja HOKI di masa mendatang. Jadi, berdasarkan pemaparan diatas, saham HOKI layak untuk mendapatkan rekomendasi BUY.
Disclaimer:
Buletin ini dimaksudkan untuk tujuan informasi dan bukan sebagai dasar untuk membeli dan menjual keputusan. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa depan. Klien harus mengetahui dan memahami risiko di Pasar Modal dan memahami isi buletin sebelum mengambil tindakan terkait. Oleh karena itu, PT Fawz Finansial Indonesia tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung atau tidak langsung yang diderita oleh klien sebagai akibat dari penggunaan informasi dalam buletin ini.
By Aurel Fawz Finansial Indonesia