PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) sukses membukukan kinerja yang luar biasa pada tahun 2022. Kerugian sebesar Rp435,32 miliar di tahun 2021 berhasil disulap oleh FREN menjadi laba bersih sebesar Rp1,06 triliun pada tahun 2022.
Hal ini pun menjadi rekor bagi FREN setelah belasan tahun membukukan rugi. Pasalnya, catatan dari IDX Channel menunjukkan bahwa FREN telah merugi sejak tahun 2008. Perusahaan ini ditekan rugi selama 14 tahun, setelah merasakan manisnya laba bersih senilai Rp50,34 miliar pada 2007, satu tahun sejak melantai pada 29 November 2006.
Adapun mengenai pembagian dividen, Direktur Smartfren Telecom, Gisela Yenny Lesmana mengatakan manajemen masih memperdebatkan apakah akan membagikan dividen terkait laba bersih atau tidak. Selain itu, meningat laba ini merupakan perolehan pertama bagi perseroan, sehingga dibutuhkan pertimbangan mengenai alokasi laba tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, per September 2022, FREN mampu membukukan pendapatan Rp 8,28 triliun. Secara tahunan, jumlah tersebut tumbuh dari Rp 7,64 triliun sebesar 8,44%. FREN mampu secara dramatis mengubah kerugian menjadi keuntungan bersih dalam hal keuntungan. Per September 2022, laba bersih FREN mencapai Rp1,64 triliun.
Bahkan dikatakan, Smartfren masih mengalami defisit Rp 441,7 miliar dibanding periode yang sama di 2021. Jika dibandingkan dengan hasil semester I 2022 yang hanya Rp 56,6 miliar, capaian tersebut jauh meningkat. FREN pada tahun ini juga masih akan fokus untuk mempertahankan operasional agar dapat mempertahankan kinerja yang diperoleh pada 2022.
Sebagai informasi, FREN telah menganggarkan sekitar $200 juta dalam belanja modal (capex) untuk tahun ini. Gisela mengatakan uang akan digunakan untuk proyek-proyek besar dalam rangka pengembangan dan optimalisasi jaringan. Gisela yakin bisnis ini akan mampu mempertahankan tren kinerjanya saat ini di tahun 2023 dan mencapai target laba minimal dengan jumlah yang sama.