[Medan | 3 Februari 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan memulai perdagangan Februari 2025 dari level 7.109,19, setelah menutup bulan Januari dengan kenaikan 0,50% pada Jumat (31/1). Sepanjang tahun ini, IHSG mencatatkan kenaikan 0,41% secara year to date, meskipun pergerakannya cukup fluktuatif.
Vice President Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, menilai bahwa pergerakan IHSG selama Januari 2025 cenderung sideways. Dampak January Effect pun relatif datar, dipengaruhi oleh berbagai sentimen eksternal, termasuk Trump Effect menjelang pelantikan Presiden AS Donald Trump, depresiasi rupiah terhadap dolar AS, serta kebijakan Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.
Pemangkasan suku bunga oleh BI memberikan sentimen positif yang sempat mendorong kenaikan IHSG dalam beberapa hari setelah pengumuman tersebut. Namun, faktor eksternal lainnya membuat pelaku pasar tetap berhati-hati. Dari dalam negeri, investor mengantisipasi dampak pelemahan rupiah, sementara dari eksternal, kebijakan tarif AS di era Trump dan keputusan AS untuk keluar dari Perjanjian Iklim Paris meningkatkan ketidakpastian ekonomi global.
Selain itu, keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga serta sikap hati-hati dalam memangkas suku bunga ke depan menimbulkan kekhawatiran terhadap kebijakan suku bunga tinggi yang berlangsung lebih lama (higher for longer).
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, IHSG masih berpeluang menguat di bulan Februari. Secara historis, dalam empat tahun terakhir, IHSG menunjukkan kinerja positif pada bulan ini. Penguatan tersebut didorong oleh rebalancing portofolio investor setelah Januari serta dimulainya musim rilis laporan keuangan tahunan. Audi memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang support di 6.950 dan resistance di 7.464 pada Februari.
Untuk strategi investasi, Audi merekomendasikan buy untuk saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), trading buy untuk PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), serta accumulate buy untuk PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK).