[Selasa, 12 Desember 2023] Kita punya kabar terbaru nih, tentang Starbucks yang merasakan dampak serius dari aksi boikot terhadap produk yang mendukung Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Dampaknya cukup terasa, terutama di pasar saham. Kapitalisasi pasar Starbucks di Wall Street merosot hampir US$12 miliar atau sekitar Rp186,38 triliun (dengan kurs Rp15.532) setelah sahamnya tercatat mengalami penurunan 1,6% pada Senin (4/12/2023). Ini artinya, terjadi penurunan selama 11 sesi perdagangan berturut-turut.
Ternyata, ini adalah koreksi terlama sejak Starbucks melantai di Bursa AS pada tahun 1992. Totalnya, kemerosotan ini membuat kapitalisasi pasar Starbucks turun sebanyak 9,4%, atau hampir mencapai US$12 miliar.
Menurut analis dari JPMorgan Chase & Co., John Ivankoe, “Data penjualan pihak ketiga mengisyaratkan perlambatan material di Starbucks pada bulan November setelah raksasa kopi tersebut menghasilkan pertumbuhan penjualan yang kuat sebesar 8% pada kuartal fiskal keempat.”
Akibatnya, perkiraan penjualan kuartal pertama Starbucks di AS pun diturunkan menjadi pertumbuhan 4% dibandingkan periode tahun lalu. Hal ini mencerminkan adanya promosi liburan Natal yang mungkin kurang berhasil dibandingkan dengan acara Pumpkin Spice Latte musim gugur. Ivankoe memperkirakan adanya lonjakan 6% dalam penjualan toko domestik yang sama secara triwulanan.
Meskipun sebelumnya saham Starbucks sempat menguat di paruh pertama bulan November, dampak dari boikot ini nampaknya telah memberikan tekanan pada performa saham perusahaan kopi terkenal ini. Yuk, kita tunggu perkembangan selanjutnya! ☕????