[Medan | 15 Februari 2024] PT Gudang Garam Tbk (GGRM), perusahaan yang bergerak di bidang industri rokok dan aktivitas lain yang terkait dengan industri rokok ini kembali melebarkan sayapnya dengan mendiversifikasi bisnis ke pembangunan jalan tol yang berada di Kediri dan Tulungagung.
Diketahui, GGRM bersama PT Suryaduta Investama, yang merupakan pemegang 1,33 miliar saham atau sebanyak 69,29% saham GGRM, telah mendirikan anak usaha baru yang merupakan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Anak perusahaan baru yang didirikan pada tanggal 12 Februari 2024, di Kediri, Jawa Timur itu pun diberi nama PT Surya Sapta Agung Tol (SSAT).
Adapun struktur modal dan struktur kepemilikan saham SSAT melibatkan modal dasar sebesar Rp 3,5 triliun yang terbagi atas 3,5 juta saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp 1 juta. Modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 2 triliun yang terdiri dari 2 juta saham. GGRM sendiri diketahui mengambil bagian saham pada SSAT sebanyak 1,99 triliun saham (99,9%) atau setara dengan Rp 1,99 triliun, sementara Suryaduta Investama mengambil bagian sebanyak 1 saham SSAT atau setara dengan Rp 1 juta.
Anak usaha ini pun didirikan dengan tujuan untuk menjalankan kegiatan usaha sebagai BUJT yang meliputi aktivitas jalan tol, konstruksi bangunan sipil jalan, termasuk kegiatan penunjang pembangunan, peningkatan, pemeliharaan konstruksi pagar/tembok penahan jalan. Kemudian, konstruksi bangunan sipil jembatan, jalan layang, fly over, dan underpass, termasuk kegiatan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan penunjang, pelengkap dan perlengkapan jembatan dan jalan layang, seperti pagar/tembok penahan, drainase jalan, marka jalan, dan rambu-rambu.
Menurut Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, pembentukan lini bisnis BUJT bisa berkontribusi positif terhadap kinerja GGRM, meskipun masih belum signifikan dibandingkan dengan segmen rokok dan paperboards. Prospek usaha BUJT sendiri juga diprediksi masih memiliki prospek yang positif terutama dengan normalisasi mobilitas dan peningkatan lalu lintas kendaraan, terutama pada saat liburan.
Diversifikasi bisnis yang dilakukan GGRM ini juga merupakan bentuk penopangan kinerja dalam jangka panjang. Menurut Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, langkah ini merupakan respon dari kebijakan pemerintah yang telah menaikkan cukai rokok. dengan kenaikan rata-rata sebesar 10% pada tiap tahunnya pada 2023 dan 2024. Sementara, khusus Sigaret Kretek Tangan (SKT) kenaikan tarif cukainya maksimum 5% sebagai bentuk keberpihakan terhadap sektor yang menyerap banyak tenaga kerja.