[Medan | 16 Juli 2024] PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang konstruksi bangunan ini masuk daftar saham dalam pemantauan Bursa Efek Indonesia (BEI) akibat adanya peningkatan harga saham yang diluar kebiasaan atau unusual market activity (UMA).
Sebagai informasi, saham WIKA mengalami lonjakan signifikan dan masuk dalam daftar top gainers selama sepekan perdagangan periode 8 hingga 12 Juli 2024. Berdasarkan data dari BEI, sepanjang pekan tersebut saham WIKA memimpin dengan kenaikan sebesar 67,38%, dari level Rp 141 pada pekan sebelumnya menjadi Rp 236 per saham. Dalam sebulan terakhir, saham WIKA telah melonjak sebesar 153,76%.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya menyatakan bahwa kenaikan harga saham perseroan sepenuhnya terjadi karena dinamika pasar. Menurutnya, fokus WIKA saat ini tetap bertumpu pada penyehatan keuangan hingga transformasi.
Mahendra juga menjelaskan bahwa perseroan berencana melakukan asset recycling pada semester kedua tahun 2024. Langkah ini diambil sebagai bagian dari 8 stream penyehatan keuangan untuk meningkatkan likuiditas dan memperkuat posisi kas keuangan perseroan guna mendukung pertumbuhan berkelanjutan di masa depan.
Sementara secara kinerja, WIKA telah meraih kontrak baru sebesar Rp 8,86 triliun hingga Mei 2024. Jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp10,48 triliun, jumlah tersebut menurun sekitar 15,46%. Namun, perolehan kontrak baru Mei 2024 membuat posisi kontrak di tangan atau order book perseroan naik menjadi Rp 52,31 triliun. Dari jumlah ini, sebesar 97% memiliki pola pembayaran termin bulanan atau sesuai dengan stream penyehatan WIKA.
Selain itu, telah diberitakan bahwa WIKA meminta penyertaan modal negara (PMN) untuk tahun anggaran (TA) 2025 total sebesar Rp 2 Triliun, yang akan digunakan untuk mengerjakan delapan PSN.
Secara rinci, sebesar Rp 600 miliar untuk pembangunan Tol Serang – Panimban Seksi 2, sebesar Rp 100 miliar untuk Jalan KIPP Kawasan Hankam IKN Rp 100 miliar, Jaringan Interkoneksi IPA Sepaku IKN, sebesar Rp 250 miliar untuk Jalan Tol Semarang – Demak 1B, dan sebesar Rp 300 miliar untuk Proyek Terminal II Bandara Hang Nadim Rp 300 miliar. Kemudian, LPG Refrigerated Tuban Phase II sebesar Rp 300 miliar, Dermaga Gospier di Integrated Terminal Surabaya Rp 150 miliar, dan Jetty I Baru di Integrated Terminal Manggis Rp 200 miliar.