[Medan | 11 Maret 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,65% ke level 6.592,6 pada perdagangan Senin (10/3/2025).
Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan bahwa pelemahan IHSG, bersama dengan penurunan indeks saham Asia, dipicu oleh respons pasar terhadap data ekonomi China dan Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan.
Biro Statistik Nasional China melaporkan inflasi bulan Februari mengalami penurunan, dengan angka bulanan (MoM) turun dari 0,7% menjadi -0,2%, sementara inflasi tahunan (YoY) berbalik dari 0,5% menjadi -0,7%. Di sisi lain, tingkat pengangguran AS meningkat ke 4,1% pada Februari 2025, memunculkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi akibat dampak kebijakan tarif.
Pada pertemuan Jumat lalu, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa bank sentral tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga dan menyatakan keprihatinan terhadap kebijakan Presiden Donald Trump. Ketidakpastian mengenai keputusan Trump terkait tarif impor dari Kanada, Meksiko, dan China turut mengguncang pasar pekan ini.
Dari dalam negeri, Pilarmas menyoroti wacana pemerintah untuk mengubah skema kenaikan tarif royalti mineral dan batu bara (minerba). Rencana ini mencakup kenaikan tarif royalti bagi beberapa komoditas seperti nikel, tembaga, dan emas, yang berpotensi menekan kinerja emiten di sektor tersebut.
Namun, untuk batu bara, pemerintah berencana menyesuaikan royalti dengan ketentuan tertentu. Kebijakan ini justru berpotensi menguntungkan perusahaan batu bara dengan status IUPK, mengingat harga batu bara acuan (HBA) saat ini berada di level US$128 per ton, yang memungkinkan rentang tarif lebih rendah.