[Medan | 5 November 2024] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi ke level psikologis 7.400, dengan ditutup melemah 0,34% ke 7.479 pada akhir perdagangan hari Senin (4/11).
Dari 11 sektor di IHSG, hanya sektor barang konsumen primer yang berhasil bertahan di zona hijau, dengan kenaikan tipis 0,09%. Sementara itu, 10 sektor lainnya berakhir di zona merah. Pelemahan terbesar terjadi di sektor transportasi yang turun 2,24%, sektor barang baku yang melemah 1,54%, dan sektor properti yang turun 1,51%.
Di sisi lain, saham-saham yang berhasil menguat dan menjadi top gainers termasuk PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang naik 3,69%, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang menguat 2,05%, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang naik 1,92%. Sementara itu, saham-saham yang mengalami penurunan signifikan antara lain PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang turun 5,25%, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang melemah 4,51%, dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang anjlok 4,41%.
IHSG melemah di awal pekan ini dipengaruhi oleh berbagai sentimen, baik dari global maupun domestik. Pemilihan presiden Amerika Serikat, pertemuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), serta rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal III-2024 menjadi faktor utama yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG minggu ini.
Survei terbaru di Iowa menunjukkan Kamala Harris unggul tiga poin atas Donald Trump, dengan dukungan 47% dari pemilih yang mungkin memilih, dibandingkan 44% untuk Trump. Selain Pilpres AS, pasar juga menantikan keputusan suku bunga AS yang akan diumumkan setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 6-7 November 2024.
Pasar memperkirakan FOMC akan kembali memangkas suku bunga sebesar 0,25% pada 7 November, dengan probabilitas pemangkasan mencapai hampir 99% menurut CME FedWatch Tool.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia untuk kuartal III-2024 pada Selasa besok. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat di kuartal ini akibat melemahnya daya beli masyarakat dan konsumsi, serta tidak adanya Hari Besar Keagamaan.