[Medan | 11 Februari 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami pelemahan, ditutup merosot 1,40% ke level 6.648 pada perdagangan Senin (10/2/2025).
Menurut para analis pasar saham, tekanan terhadap IHSG terutama disebabkan oleh kekhawatiran terkait kebijakan tarif yang diterapkan oleh Donald Trump serta sikap hati-hati The Federal Reserve (The Fed) setelah rilis data tenaga kerja AS.
Aqil Triyadi, Research Analyst PT Panin Sekuritas Tbk, menjelaskan bahwa kebijakan tarif Trump dan data tenaga kerja AS yang solid masih menjadi faktor pemberat bagi IHSG. Ketegangan dagang meningkat setelah Presiden Trump mengumumkan tarif impor sebesar 25% untuk baja dan aluminium, sementara data tenaga kerja AS yang kuat memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih lama.
Sementara itu, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani, menilai bahwa rilis data tenaga kerja AS menjadi faktor utama di balik pelemahan IHSG. Data ketenagakerjaan AS yang dirilis Jumat lalu menunjukkan tingkat pengangguran lebih baik dari perkiraan (4% untuk Januari 2025 dibandingkan estimasi pasar 4,1%), serta pertumbuhan rata-rata upah yang melampaui ekspektasi. Menurut Arjun, data ini membuat proyeksi pemangkasan suku bunga The Fed (FFR) menjadi kurang optimis dibanding sebelumnya.
Arjun menambahkan bahwa perubahan proyeksi kebijakan The Fed ini menyebabkan volatilitas pasar, yang berdampak pada tekanan terhadap IHSG sejak sesi pembukaan. Ketidakpastian terkait kebijakan tarif global di bawah pemerintahan Trump 2.0 semakin memperburuk sentimen pasar.