[Medan | 1 Oktober 2024] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau anjlok 2,20% ke level 7.527 pada perdagangan hari Senin (30/9/2024), kembali terkoreksi ke level psikologis 7.500.
Delapan sektor turut menyeret IHSG ke zona merah. Sektor energi merosot 2,11%, teknologi turun 1,75%, infrastruktur melemah 1,75%, barang konsumsi primer anjlok 1,50%, barang konsumsi nonprimer menurun 1,41%, properti dan real estat tertekan 1,34%, sektor keuangan melemah 1,29%, dan sektor industri terpangkas 0,57%. Namun, tiga sektor masih mencatat kenaikan. Sektor transportasi dan logistik melonjak 1,57%, barang baku naik 0,25%, dan kesehatan sedikit menguat 0,02%.
Di sisi lain, saham-saham yang berhasil menguat dan menjadi top gainers termasuk PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) yang naik 2,31%, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) yang menguat 1,47%, dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang naik 1,24%. Sementara itu, saham-saham yang mengalami penurunan signifikan antara lain PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang turun 5,71%, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang melemah 3,83%, dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang anjlok 3,67%.
Penurunan IHSG terjadi di tengah pelaksanaan penjualan saham oleh investor asing di Indonesia. Hingga akhir pekan lalu, terlihat bahwa investor asing telah melepas saham senilai Rp 1,16 triliun di pasar reguler. Sepanjang pekan lalu, net sell oleh investor asing mencapai Rp 4,31 triliun di pasar reguler.
Selain itu, investor cenderung memilih untuk menunggu dan melihat (wait and see) menjelang rilis data ekonomi terbaru Indonesia, termasuk data inflasi untuk periode September 2024 yang akan diumumkan pada 1 Oktober 2024. Konsensus pasar memprediksi bahwa inflasi tahunan Indonesia masih ada, tetapi cenderung menurun menjadi sekitar 2%. Namun, untuk inflasi bulanan diperkirakan masih mengalami deflasi yang sedikit membaik menjadi 0%, sementara inflasi inti diprediksi akan sedikit meningkat menjadi 2,1%.
Sebelumnya, pada Agustus lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi menunjukkan pelandaian di bawah ekspektasi. Secara tahunan, inflasi Indonesia pada Agustus 2024 tercatat sebesar 2,12% (yoy), lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 2,13% (yoy). Secara bulanan, terjadi deflasi sebesar 0,03% (mtm).
Deflasi bulanan yang berlangsung selama empat bulan berturut-turut ini merupakan yang pertama kali terjadi sejak 1999, atau dalam 25 tahun terakhir. Ini menunjukkan bahwa selama Era Reformasi, Indonesia baru mengalami deflasi empat bulan berturut-turut. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran, karena deflasi yang berkelanjutan menunjukkan pelemahan daya beli masyarakat di tengah ketidakstabilan ekonomi saat ini.