PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) membukukan penurunan laba bersih sebesar 18,8% dari US$ 201,43 juta menjadi US$ 163,51 juta di semester I-2023. Penurunan laba bersih ini pun diakibatkan oleh beban pokok perusahaan yang tercatat meningkat dari US$ 148,40 juta menjadi US$ 210,25 juta.
Sementara itu, beban usaha bahkan meningkat 156% dari US$ 14,05 juta menjadi US$ 35,99 juta . Begitu pula dengan beban keuangan ADMR yang naik dari US$ 9,49 juta menjadi US$ 17,12 juta di semester I-2023 ini. Selain itu, laba bersih AMDR yang anjlok ini pun disebabkan oleh penurunan harga batubara. Pasalnya, harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) batubara ADMR menurun 25% secara year-on-year (YoY) pada semester I-2023.
Meskipun begitu, kinerja operasional ADMR sebenarnya tercatat mengalami peningkatan. Sebagai informasi, ADMR mencatatkan penjualan mencapai 1,82 juta ton batubara sepanjang semester I-2023. Penjualan ini pun meningkat 42% dari angka penjualan di periode semester I-2022 yang hanya sebesar 1,28 juta ton.
Selain itu, pendapatan Adaro Minerals juga tercatat masih meningkat 6% di sepanjang semester I-2023, dimana ADMR membukukan pendapatan US$ 463,60 juta dari sebelumnya US$ 435,65 pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Adapun, kontribusi terbesar berasal dari penjualan batubara kepada pihak berelasi yang berkontribusi sebesar US$ 243,8 juta, kemudian penjualan batubara kepada pihak ketiga sebesar US$ 218,63 juta, dan pendapatan dari jasa lainnya berkontribusi sebesar US$ 1,09 juta.