[Medan | 31 Agustus 2023] PT. Bukit Asam Tbk (PTBA), perusahaan yang berfokus pada kegiatan pertambangan batubara, mencatatkan penurunan signifikan laba bersih sebesar 54%, dari Rp 6,1 triliun pada semester I-2022 menjadi Rp 2,8 triliun pada semester I-2023.
Penurunan laba bersih ini pun disebabkan oleh kenaikan biaya produksi, terutama biaya jasa penambangan yang meningkat menjadi Rp 4,4 triliun dari Rp 3,5 triliun, dan biaya jasa angkutan kereta api yang juga mengalami kenaikan menjadi Rp 4 triliun dari Rp 2,8 triliun.
Meskipun mengalami penurunan laba bersih, pendapatan PTBA masih mengalami peningkatan yang relatif stabil. Pada semester I-2023, pendapatan PTBA naik tipis sebesar 2% menjadi Rp 18,8 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp 18,4 triliun.
Adapun, total produksi batu bara PTBA pada semester I-2023 mencapai 18,8 juta ton, tumbuh 18% dibanding periode yang sama tahun 2022 yakni sebesar 15,9 juta ton. Kenaikan produksi ini seiring dengan kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 19 persen, menjadi 17,4 juta ton.
Sebagai informasi, PTBA pada semester I-2023 melaporkan penjualan ekspor sebesar 7,1 juta ton, mengalami peningkatan sebesar 37% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, realisasi kewajiban pasar domestik (Domestic Market Obligation/DMA) tercatat sebesar 57%.
Adapun menurut Corporate Secretary PTBA Niko Chandra, PTBA masih akan menghadapi beberapa tantangan di tahun ini, seperti diantaranya adalah koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar, dimana harga batu bara ICI-3 menurun sekitar 48% dari US$ 138,5 per ton pada Juni 2022 menjadi US$ 72,63 per ton pada Juni 2023.