[Medan | 22 Agustus 2025] Menjelang simposium Jackson Hole pada Jumat (22/8) waktu setempat, pelaku pasar global menahan diri sambil menanti pidato Ketua The Federal Reserve Jerome Powell. Investor khawatir Powell bisa saja menyampaikan pernyataan bernada hawkish yang dapat memicu volatilitas di pasar keuangan global.
Bursa Asia
Mayoritas indeks saham Asia terpantau melemah pada Kamis (21/8). Indeks Nikkei 225 Jepang terkoreksi tipis, disusul Kospi Korea Selatan dan Hang Seng Hong Kong yang bergerak di zona merah. Kekhawatiran investor terkait arah kebijakan moneter The Fed membuat arus modal lebih condong ke aset aman, sementara minat terhadap saham di kawasan menurun.
Wall Street
Dari Amerika Serikat, bursa Wall Street ditutup melemah serentak pada Kamis (21/8/2025). Indeks Dow Jones Industrial Average turun 152,81 poin atau 0,34% ke level 44.785,50. S&P 500 melemah 25,61 poin atau 0,40% ke 6.370,17, sedangkan Nasdaq Composite terkoreksi 72,54 poin atau 0,34% ke 21.100,31. Koreksi ini mencerminkan sikap wait and see investor menjelang pidato Powell di Jackson Hole.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah pada perdagangan Jumat (22/8). Tekanan eksternal dari pelemahan Wall Street dan bursa Asia kemungkinan lebih dominan, meski Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan 25 basis poin ke level 5% di bulan Agustus. Sentimen global masih menjadi penentu utama, terutama terkait potensi arah kebijakan The Fed. Sektor perbankan dan komoditas berisiko mendapat tekanan, sementara saham berbasis defensif relatif lebih stabil.
Berdasarkan CME FedWatch Tool per 21 Agustus 2025, pasar memperkirakan sekitar 80,6% peluang The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan berikutnya. Proyeksi akhir tahun juga menunjukkan kemungkinan penurunan total hingga 50 basis poin sepanjang 2025.
Meskipun demikian, sejumlah analis menyoroti bahwa ekspektasi pasar sebelumnya mungkin terlalu optimis. Probabilitas untuk pemangkasan 25 bps di September telah turun dari 90% menjadi sekitar 73–85% dalam seminggu terakhir. Dinamika ini mencerminkan ketidakpastian pasar terhadap nada kebijakan Powell.