[Medan | 13 Juni 2025] PT Bukit Asam Tbk (PTBA) resmi menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis (12/6/2025) di Jakarta. Dalam rapat tersebut, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen untuk tahun buku 2024 sebesar Rp 3,8 triliun, atau setara Rp 332 per saham.
Dividen ini mencerminkan dividend payout ratio (DPR) sebesar 75%, sama dengan rasio pembagian laba PTBA tahun sebelumnya. Mengacu pada harga saham PTBA di level Rp 2.970 pada perdagangan intraday Kamis (12/6), dividen tersebut setara dengan dividend yield sekitar 11%, yang tergolong cukup menarik di tengah tren saham sektor batu bara yang fluktuatif. Namun demikian, jadwal cum date dan pembayaran dividen masih belum diumumkan.
Dari sisi kinerja, PTBA berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp 42,76 triliun pada 2024, tumbuh 11,1% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 38,48 triliun. Pertumbuhan pendapatan ini turut ditopang oleh rekor penjualan batu bara yang mencapai 42,9 juta ton, tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.
Namun, di tengah peningkatan penjualan, laba bersih PTBA justru terkoreksi. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun menjadi Rp 5,1 triliun, dari Rp 6,1 triliun di 2023, atau mengalami penurunan sebesar 16,39% secara tahunan (YoY). Penurunan laba ini bisa disebabkan oleh kenaikan biaya produksi, harga jual yang lebih rendah, atau beban operasional lainnya, meskipun belum ada penjelasan lebih lanjut dari manajemen.
Dengan kombinasi antara dividen yield yang tinggi dan penurunan laba, saham PTBA menarik perhatian investor yang mengincar pendapatan pasif, namun tetap menimbulkan tanda tanya mengenai keberlanjutan kinerja profitabilitas ke depan. Investor disarankan mencermati perkembangan harga batu bara global dan strategi efisiensi perusahaan dalam menjaga margin.