[Medan | 8 Februari 2024] Harga saham PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP), perusahaan yang berfokus pada bidang industri penerbangan ini terpantau melesat 9,82% ke level Rp 123 per saham pada perdagangan hari Rabu (7/2/2024). Sementara itu, saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), juga terpantau naik tipis 1,52% ke level Rp 67 per saham.
Melesatnya kedua saham ini pun terjadi setelah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menaikkan target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada 2024 dari 14,3 juta menjadi 17 juta. Target tersebut mencerminkan peningkatan sebesar 45,5% dari realisasi kunjungan wisman pada 2023 yang mencapai 11,68 juta, dan juga lebih tinggi dari jumlah kunjungan wisman saat pra-pandemi yang mencapai 16,1 juta pada 2019. Jika target tersebut tercapai, peningkatan kunjungan wisman dapat berimbas positif bagi emiten-emiten terkait pariwisata, termasuk CMPP dan GIAA.
Sandiaga optimistis bahwa sektor pariwisata dapat menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 yang ditargetkan mencapai +5,2%. Adapun beberapa inisiatif yang direncanakan untuk mencapai target tersebut antara lain meningkatkan jumlah event dan penerbangan, serta pembebasan visa masuk untuk 20 negara di luar Asia Tenggara.
Di sisi lain, meskipun ada potensi pertumbuhan di sektor pariwisata, perlu diperhatikan bahwa realisasi kunjungan wisman pada 2024 mungkin dihadapkan pada sejumlah tantangan, seperti adanya pemilu yang dapat memicu demonstrasi dan aksi protes politik. Bahkan, badan penasihat Pemerintah Australia, Smart Traveller, telah memperingatkan warga negaranya untuk berhati-hati jika ingin berlibur ke Indonesia menjelang hari pemungutan suara yang jatuh pada hari Rabu, 14 Februari 2024 mendatang.
Sebagai informasi, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa wisman yang berkunjung ke Indonesia sepanjang tahun 2023 ini didominasi oleh 5 negara, yaitu Malaysia (16,3%), Australia (12,3%), Singapura (12,1%), Tiongkok (6,7%), dan Timor Leste (6,2%), dengan durasi rata-rata kunjungan wisman berkisar antara 7 – 12 malam.
Dari data tersebut dapat terlihat bahwa Australia menjadi kontributor terbesar kedua setelah Malaysia. Dengan begitu, jika terjadi pengurangan kunjungan dari Australia, hal tersebut dampak berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya di sektor pariwisata. Selain itu, jika Pemilu 2024 diselenggarakan dalam dua putaran, hal ini juga tentunya dapat menambah tekanan tambahan pada sektor pariwisata Indonesia.