[Medan | 26 September 2025] Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) ditutup ambles 8,65% ke level Rp3.170 pada perdagangan Kamis (25/9/2025). Penurunan ini melanjutkan tren pelemahan sehari sebelumnya, Rabu (24/9/2025), ketika saham ANTM terkoreksi 5,45% ke Rp3.470.
Tekanan jual terlihat dari derasnya aksi lepas saham oleh investor. Sepanjang Kamis, sebanyak 200,45 juta saham ANTM diperdagangkan dengan nilai transaksi Rp660,92 miliar, diikuti net sell asing sebesar Rp135,6 miliar. Sehari sebelumnya, investor asing juga mencatatkan net sell besar Rp261,58 miliar atas saham Antam.
Pelemahan saham ANTM dipicu kabar dari Freeport–McMoRan (NYSE: FCX) yang mengumumkan keadaan kahar (force majeure) di tambang Grasberg, Papua Tengah. Gangguan produksi akibat longsor membuat Freeport memangkas proyeksi penjualan konsolidasi kuartal III/2025 untuk tembaga sebesar 4% dan emas 6%.
Bloomberg mencatat, Grasberg sebelumnya menyumbang hampir 30% produksi tembaga dan 70% produksi emas Freeport, serta 3,2% dari pasokan global tembaga yang ditambang tahun ini.
Dengan 78% pasokan emas Antam masih bergantung pada impor dan 22% sisanya banyak disokong dari Freeport, gangguan operasional di Grasberg menimbulkan kekhawatiran berlanjut terhadap kinerja ANTM. Freeport juga memperkirakan pemulihan operasi baru akan bertahap pada semester I/2026, dengan potensi produksi emas 2026 lebih rendah hingga 35% dari perkiraan awal.