[Medan | 8 Mei 2024] Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu yang bergerak di bidang energi terbarukan ini terpantau terus menguat hingga mencetak level tertinggi baru alias all time high di Rp 9.900 per saham pada perdagangan hari Selasa (7/5/2024).
Dengan kenaikan harga saham tersebut, kapitalisasi pasar atau market caps BREN juga mengalami peningkatan signifikan, mencapai Rp 1.321,14 triliun. Angka ini pun menjadikan BREN sebagai saham dengan market caps terbesar di Bursa Efek Indonesia, menggeser posisi saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang memiliki market caps sebesar Rp 1.183,81 triliun.
Kenaikan saham BREN yang signifikan sendiri sempat membuat PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat menghentikan sementara alias melakukan suspensi terhadap saham BREN di pasar reguler dan pasar tunai pada perdagangan tanggal 3 Mei 2024. Meskipun begitu, suspensi saham BREN telah dibuka kembali pada hari Senin (6/5/2024).
Melesatnya saham BREN ini pun terjadi usai BREN melalui anak usahanya, PT Barito Wind Energy (BWE), resmi mengakuisisi pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) Sidrap dengan transaksi senilai Rp 1,66 triliun. Sidrap sendiri merupakan pembangkit listrik tenaga angin pertama di Indonesia dan salah satu yang terbesar di negara ini, dengan kapasitas mencapai 75 MW dan terletak di Sulawesi Selatan. Langkah akuisisi ini pun menegaskan komitmen BREN untuk mendorong solusi energi berkelanjutan dan berkontribusi pada pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Sementara berdasarkan laporan keuangannya, BREN membukukan pendapatan senilai US$ 145,41 juta di kuartal I-2024, turun tipis 1,13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (Year on Year/YoY) yang kala itu sebesar US$ 147,08 juta. Sejalan dengan penurunan pendapatan, beban usaha BREN juga tercatat meningkat tipis 0,22% dari US$ 40,75 juta pada kuartal I-2023 menjadi US$ 40,84 juta pada kuartal I-2024. Alhasil, laba bersih BREN turun tipis 1,40% dari US$ 29,24 juta menjadi US$ 28,83 juta di kuartal I-2024.