[Medan | 17 November 2023] Sejumlah saham konstruksi BUMN Karya terpantau menguat selama seminggu ini, disamping kinerja keuangannya yang masih belum membaik, dengan tingkat utang yang tergolong sangat tinggi.
Adapun saham PT. PP (Persero) Tbk (PTPP) tercatat melesat 4,27% ke level Rp 610 per saham pada perdagangan hari Kamis (16/11/2023). Sementara itu, saham PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) melesat 4,50% ke level Rp 418, saham PT. Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) meningkat 2,48% ke level Rp 414, saham PT. PP Presisi Tbk (PPRE) menguat 2,33% ke level Rp 88 per saham.
Naiknya sejumlah saham BUMN Karya ini pun terjadi di tengah momentum window dressing pada akhir tahun 2023. Sebagai informasi, WIKA mencatatkan peningkatan rugi bersih dari Rp 13,32 miliar menjadi Rp 1,88 triliun pada semester I-2023. Sementara ADHI membukukan peningkatan laba bersih sebesar 11,94% menjadi Rp 23,54 miliar, dan PTPP juga berhasil membukukan peningkatan laba bersih sebesar 70% menjadi Rp 239,73 miliar pada kuartal III-2023.
Namun, sekalipun sejumlah emiten membukukan peningkatan laba bersih, nyatanya kondisi keuangan saham-saham BUMN Karya ini masih jauh dari kata “sehat”. Bahkan, tingkat utang saham-saham BUMN karya ini tergolong sangat tinggi, dengan rasio debt-to-equity (DER) PTPP sebesar 390,21%, WIKA sebesar 511,62%, ADHI sebesar 361,62% dan PPRE sebesar 163,92%.
Dengan kondisi hutang yang tinggi ini, maka saham BUMN Karya ini pun sangat rentan dengan resiko gagal bayar. Selain itu, margin keuntungan bisnis BUMN karya juga sangat tipis, dengan rata-rata di bawah 15%. Jadi, mengingat tingkat utang yang sangat tinggi, lalu margin keuntungan yang tipis, maka potensi saham BUMN Karya untuk gagal bayar pun sangat besar.