[Medan | 18 Maret 2025] Harga saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) kembali anjlok pada perdagangan Senin (17/3/2025), ditutup melemah 19,99% ke level Rp 144.750 per saham dan menyentuh batas auto rejection bawah (ARB).
Penurunan ini melanjutkan tren pelemahan tajam sejak Jumat (14/3), meskipun sebelumnya saham DCII sempat menguat signifikan. Secara mingguan, saham emiten pusat data ini turun 14,83%, namun dalam sebulan masih mencatat lonjakan 209,96%.
Kenaikan harga saham DCII sebelumnya didorong oleh spekulasi terkait rencana pemecahan nilai nominal saham (stock split). Direktur Utama DCII, Toto Sugiri, mengungkapkan bahwa perseroan tengah mempertimbangkan opsi ini dalam sebuah pertemuan dengan media pada 18 Februari 2025.
Stock split umumnya dilakukan untuk meningkatkan likuiditas dengan menurunkan harga saham per unit, sehingga lebih mudah diakses oleh investor ritel. Jika rencana ini terealisasi, saham DCII berpotensi lebih aktif diperdagangkan dengan basis investor yang lebih luas.
Michael Yeoh sebelumnya menilai bahwa prospek sektor pusat data masih sangat menjanjikan, seiring pesatnya digitalisasi di Indonesia yang mengikuti tren di Amerika Serikat dan China. Permintaan layanan pusat data diprediksi terus meningkat di berbagai sektor.
Saat ini, DCII menjadi saham termahal di Bursa Efek Indonesia (BEI), melampaui harga saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) di Rp 43.875 per saham, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) di Rp 42.675 per saham, dan PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) di Rp 40.400 per saham.