[Medan | 9 November 2023] PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), perusahaan induk yang bergerak di sektor pengembangan infrastruktur jalan tol, telah mengajukan permintaan kepada otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menangguhkan perdagangan saham perusahaan tersebut. Permintaan ini dilakukan karena perusahaan bermaksud untuk melakukan delisting atau mengeluarkan diri dari daftar saham yang tercatat di BEI.
Menurut pengumuman yang dikeluarkan oleh BEI pada hari Rabu (8/11/2023), META telah mengkomunikasikan rencananya untuk melakukan go private dan voluntary delisting kepada Bursa setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang rencananya akan diselenggarakan pada 19 Desember 2023 mendatang.
Sehubungan dengan keputusan tersebut, Bursa telah memutuskan untuk menangguhkan perdagangan efek perusahaan secara sementara di semua pasar sejak sesi I perdagangan efek pada hari Rabu, 8 November 2023, hingga pengumuman lebih lanjut. Adapun pada perdagangan 7 November 2023, saham META tercatat ditutup pada level Rp 238 per saham, yang berarti saham META telah menguat 96,69% sejak awal tahun.
Melonjaknya harga saham META ini pun diproyeksikan terjadi usai perusahaan sepakat untuk membentuk perusahaan patungan bernama PT Jakarta Metro Expressway (JKTMetro) bersama PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT Acset Indonusa Tbk (ACST). Adapun, perusahaan patungan ini bertujuan untuk mengembangkan jalan tol Cikunir-Ulujami dengan total nilai proyek sebesar Rp21,26 triliun.
Dalam struktur kepemilikan perusahaan patungan, ADHI nantinya memiliki 10% saham, atau setara dengan Rp 2,69 miliar, sedangkan META, melalui anak usahanya PT Marga Metro Nusantara (MMN), memiliki 85% saham, atau setara dengan Rp 22,86 miliar, dan ACST memiliki 5% saham, atau setara dengan Rp 1,3 miliar.