[Medan | 19 September 2024] Sejumlah saham properti terpantau melonjak usai pengumuman tingkat suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) periode September 2024.
Adapun saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) tercatat naik 7,49% ke level Rp 1.220 per saham, saham PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) naik 6,31% ke Rp1.600, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menguat 1,15% ke Rp1.315, saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) melesat 0,99% ke level Rp 510 per saham, dan saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) naik 4,62% ke level Rp 680 per saham.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) akhirnya memangkas suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) dari 6,25% menjadi 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang digelar pada 17 dan 18 September 2024. Selain menahan suku bunga acuan, BI juga menahan suku bunga deposit facility di level 5,25% dan suku bunga lending facility di level 6,75%.
Ini adalah pemangkasan pertama sejak Februari 2021, setelah BI menaikkan suku bunga sebanyak 275 basis poin antara Agustus 2022 hingga April 2024, sebelum menahannya pada Mei hingga Agustus 2024. Perry Warjiyo, Gubernur BI, menyatakan bahwa keputusan ini selaras dengan fokus kebijakan pro-stabilitas moneter, bertujuan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dan memastikan inflasi tetap terkendali dalam rentang target 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
Penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) memiliki dampak positif yang signifikan terhadap saham-saham di sektor properti. Dengan suku bunga yang lebih rendah, biaya pendanaan bagi pengembang properti menurun, sehingga beban bunga berkurang dan margin keuntungan dapat meningkat. Selain itu, penurunan suku bunga biasanya mendorong penurunan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR), membuat cicilan rumah lebih terjangkau dan meningkatkan permintaan terhadap properti residensial.
Kepercayaan investor juga cenderung meningkat karena penurunan suku bunga sering dianggap sebagai langkah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sehingga sentimen positif terhadap saham-saham properti pun meningkat. Selain itu, daya beli masyarakat juga naik karena pembayaran utang menjadi lebih ringan, yang mendorong investasi properti, baik untuk keperluan pribadi maupun investasi jangka panjang. Likuiditas pasar properti juga lebih baik, memungkinkan terjadinya lebih banyak transaksi dan investasi, yang berpotensi mendorong kenaikan harga saham perusahaan properti.