[Medan | 2 Desember 2025] PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk. (INET) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp1 triliun setelah menyelesaikan aksi korporasi penambahan modal melalui rights issue. Direktur Utama INET Muhammad Arif menyampaikan bahwa proses pengajuan obligasi tersebut telah masuk ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan ditargetkan rampung pada awal 2026. Penerbitan obligasi ini dipersiapkan untuk mendukung pengembangan dan diversifikasi jaringan perseroan di Kalimantan Barat.
Sebelumnya, INET sedang menjalani proses due diligence untuk mengakuisisi 60% saham Trans Hybrid Communication (THC), perusahaan pemilik backbone fiber optik dengan jaringan strategis di Kalimantan Barat. Jika akuisisi berhasil, INET berencana meluncurkan layanan fiber to the home (FTTH) di wilayah yang dilalui jaringan backbone THC.
Dengan rencana penerbitan obligasi dan rights issue, anggaran belanja modal (capex) INET pada 2026 diperkirakan mencapai sekitar Rp4,2 triliun. Rights issue tersebut bernilai maksimal Rp3,2 triliun melalui penerbitan 12,8 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp250 per saham. Dana yang dihimpun akan difokuskan untuk ekspansi jaringan FTTH berkecepatan tinggi berbasis teknologi Wi-Fi 7.
Sebagian besar dana rights issue, sekitar Rp2,8 triliun, akan dialokasikan kepada PT Garuda Prima Internetindo (GPI) untuk menambah dua juta pelanggan baru di Bali dan Lombok. Selain itu, Rp213,44 miliar akan diberikan kepada PT Pusat Fiber Indonesia (PFI) untuk melunasi biaya sewa jaringan kabel bawah laut kepada PT Jejaring Mitra Persada. PT Internet Anak Bangsa (IAB) akan menerima Rp135 miliar untuk modal kerja pengembangan FTTH di Pulau Jawa, sedangkan sisa dana akan digunakan untuk pengembangan layanan, pembelian perangkat, pemasaran, pelatihan, dan biaya operasional lainnya.

