[Medan | 19 Desember 2025] PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) resmi memulai langkah unlocking value melalui pemisahan (spin off) aset fiber optik ke entitas baru PT Telkom Infrastruktur Indonesia atau Infranexia. Pada Kamis (18/12/2025), Telkom menandatangani akta pemisahan bisnis dan aset wholesale fiber connectivity tahap I dengan nilai mencapai Rp35,3 triliun, setara sekitar 50% dari total aset fiber yang nantinya akan dikelola Infranexia.
Secara keseluruhan, Infranexia diproyeksikan mengelola aset fiber optik senilai sekitar Rp90 triliun. Grup Telkom sendiri memiliki jaringan fiber sepanjang ±180.000 km—sekitar empat kali keliling bumi—yang selama ini mayoritas dimanfaatkan untuk kebutuhan internal grup.
Direktur Utama Telkom Indonesia Dian Siswarini menegaskan bahwa spin off ini merupakan bagian dari strategi meningkatkan monetisasi aset, efisiensi belanja modal (capex), serta membuka nilai tersembunyi (unlocking value). Tahap kedua pemisahan aset ditargetkan berlangsung pada 2026, bersamaan dengan potensi aksi korporasi lanjutan.
“Opsinya masih terbuka, apakah mencari mitra strategis atau melantai di bursa. Yang terpenting saat ini adalah memastikan Infranexia menjadi FiberCo dengan identitas dan operasi bisnis yang solid,” ujar Dian.
Analisis Saham TLKM
Dari perspektif pasar, spin off Infranexia merupakan sinyal positif jangka menengah bagi TLKM. Pemisahan aset infrastruktur berpotensi membuat valuasi TLKM menjadi lebih transparan, sekaligus menurunkan beban capex di level induk. Model FiberCo juga membuka peluang recurring income yang lebih stabil dan valuasi lebih tinggi jika kelak dilakukan IPO atau strategic partnership.
Dalam jangka pendek, sentimen ke saham TLKM cenderung netral–positif, mengingat belum ada kepastian jalur aksi korporasi berikutnya. Namun dalam jangka menengah hingga panjang, potensi IPO Infranexia dapat menjadi katalis re-rating valuasi TLKM, terutama jika Telkom berhasil menunjukkan peningkatan efisiensi dan monetisasi aset pasca spin off.
Secara keseluruhan, langkah ini memperkuat narasi transformasi TLKM dari sekadar operator telekomunikasi menjadi platform digital dan infrastruktur yang lebih asset-light, dengan potensi nilai tambah bagi pemegang saham.
