IkutinIkutinIkutin
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
IkutinIkutin
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
Jelajah
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
Follow US
2024 ©️ Fawz Finansial Indonesia. All Rights Reserved.
Ekonomi

Ada Satu Saham AI Naik 55.000% di India, Sinyal Bubble?

By Aurelia Tanu 8 hours ago Ekonomi
Image source: AP/ bloombergtechnoz.com
SHARE

[Medan | 19 Desember 2025] Lonjakan saham RRP Semiconductor Ltd. di India lebih dari 55.000% dalam 20 bulan menjadi fenomena ekstrem yang menyoroti risiko euforia berlebihan di sektor kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Reli tersebut terjadi meskipun perusahaan mencatat kinerja keuangan negatif, jumlah karyawan yang sangat terbatas, serta eksposur bisnis semikonduktor yang masih minim, sehingga lebih mencerminkan dorongan sentimen dan spekulasi dibandingkan fundamental.

Kasus RRP memperlihatkan bagaimana narasi AI dapat dengan cepat mendorong valuasi saham ke level yang sulit dijustifikasi, terutama di pasar dengan keterbatasan pilihan saham teknologi murni. Kombinasi free float yang kecil, dominasi investor ritel, serta amplifikasi melalui media sosial menciptakan kenaikan harga yang nyaris satu arah, hingga akhirnya menarik perhatian regulator pasar modal India.

Fenomena ini relevan bagi pasar global, termasuk Amerika Serikat, yang saat ini juga berada dalam fase optimisme tinggi terhadap AI. Saham-saham teknologi besar seperti Oracle (ORCL), Nvidia, dan Microsoft menjadi penerima utama aliran dana karena eksposur mereka terhadap cloud computing dan infrastruktur AI. Namun, perbedaannya, perusahaan-perusahaan tersebut memiliki model bisnis matang, pendapatan berulang, serta arus kas yang kuat, sehingga reli harga saham masih ditopang fundamental.

Meski demikian, lonjakan ekstrem seperti yang terjadi pada RRP menjadi pengingat bahwa tema AI sebagai tren struktural jangka panjang tidak selalu sejalan dengan pergerakan harga saham jangka pendek. Bahkan pada saham AI berfundamental kuat seperti Oracle, ekspektasi pertumbuhan yang terlalu agresif berisiko memicu koreksi apabila realisasi pendapatan dan margin tidak bergerak secepat proyeksi pasar.

Bagi investor, pelajaran utama dari kasus ini adalah pentingnya membedakan antara AI sebagai cerita pertumbuhan nyata dan AI sebagai narasi spekulatif. Di tengah kuatnya minat global terhadap AI, disiplin pada valuasi, kualitas pendapatan, dan keberlanjutan model bisnis menjadi kunci untuk menghindari jebakan euforia yang berujung pada pembalikan tajam.

 

You Might Also Like

Siapa The Next Ketua Fed di 2026?

Data Inflasi AS Melambat di November, IHSG Siap Menguat?

Harga Minyak Naik 1% Usai Trump Blokade Venezuela

Ini 6 Proyek Hilirisasi Danantara Groundbreaking Januari 2026

Kekhawatiran Sektor Teknologi AS Menguat, Bursa Asia Bisa Ikutan Melemah?

TAGGED: Bubble AI India
Aurelia Tanu December 19, 2025 December 19, 2025
Previous Article MORA dan MyRepublic Merger, DSSA Akan Jadi Pengendali
Next Article Siapa The Next Ketua Fed di 2026?
Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

IkutinIkutin
Komplek CitraLand Gama City, Madison Avenue, Blok R6 No. 90, Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia
adbanner
AdBlocker Terdeteksi
Kami dengan hormat meminta Anda mempertimbangkan untuk memasukkan situs web kami ke dalam daftar putih AdBlocker, karena situs tersebut beroperasi dengan dukungan iklan. Keputusan Anda untuk memasukkan situs kami ke dalam daftar putih akan memberikan kontribusi besar dalam mempertahankan operasinya.
Okay, I'll Whitelist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?