[Medan | 7 Maret 2025] Nilai tukar rupiah berbalik melemah dalam perdagangan Kamis (6/3/2025), ditutup turun 0,17% ke level Rp16.339 per dolar AS.
Analis mata uang Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa meskipun Amerika Serikat (AS) mengumumkan pengecualian selama satu bulan terhadap tarif baru sebesar 25% untuk impor kendaraan dari Meksiko dan Kanada, sentimen pasar tetap rapuh. Pasalnya, Presiden AS Donald Trump tidak memberikan pengecualian serupa untuk tarif 20% yang dikenakan terhadap China.
Lebih lanjut, sumber yang mengetahui diskusi perdagangan menyebutkan bahwa Trump mempertimbangkan untuk menghapus tarif 10% pada impor energi Kanada, seperti minyak mentah dan bensin, selama mematuhi perjanjian perdagangan yang ada. Gedung Putih juga menyatakan bahwa Trump terbuka terhadap kemungkinan memberikan lebih banyak pengecualian tarif setelah kebijakan tersebut mulai berlaku pada Selasa. Sementara itu, laporan Bloomberg mengungkapkan bahwa Trump berencana mengecualikan beberapa produk pertanian dari tarif yang dikenakan pada Kanada dan Meksiko.
Di sisi lain, investor juga mencermati janji China untuk memberikan lebih banyak stimulus guna mendukung pertumbuhan ekonominya yang melambat. Pemerintah China dalam pertemuan tingkat tinggi pekan ini menetapkan target pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 2025 sekitar 5%.
Menurut Ibrahim, pasar kini menantikan lebih banyak petunjuk terkait kebijakan suku bunga AS, terutama dengan rilis data nonfarm payrolls untuk Februari pada Jumat (7/3/2025). Jika data ketenagakerjaan AS menunjukkan kekuatan yang berkelanjutan, The Fed berpotensi mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama, yang pada akhirnya mendukung penguatan dolar AS.