[Medan | 17 September 2025] Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan ke level 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 16-17 September 2025. Selain itu, BI juga memutuskan untuk memangkas suku bunga deposit facility ke level 4,00% dan lending facility ke level 5,65%.
Dengan keputusan ini, BI telah memangkas suku bunga acuan lima kali sepanjang 2025 dengan total 125 basis poin, termasuk dua kali berturut-turut pada Juli dan Agustus. Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan, langkah ini sejalan dengan terjaganya prakiraan inflasi 2025–2026 dalam sasaran 2,5% ±1% serta kebutuhan menjaga stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global.
Perry menjelaskan, keputusan ini konsisten dengan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus memastikan inflasi tetap rendah dan nilai tukar rupiah terkendali. Hingga 16 September 2025, rupiah menguat 0,30% point-to-point dibanding akhir Agustus, didukung kebijakan stabilisasi BI serta meningkatnya konversi devisa hasil ekspor. Secara relatif, kinerja rupiah lebih stabil dibanding sejumlah mata uang negara berkembang maupun negara maju.
Inflasi domestik pun terjaga rendah. Inflasi IHK Agustus tercatat 2,31% yoy, ditopang inflasi inti 2,17% yoy, sementara inflasi administered prices turun menjadi 1% yoy seiring penurunan harga BBM nonsubsidi dan tiket pesawat. Kenaikan terjadi pada inflasi volatile food yang naik ke 4,47% yoy, terutama akibat harga beras pasca-panen raya.
Fokus ke The Fed Malam Ini
Setelah keputusan BI, fokus pasar kini beralih ke rapat Federal Open Market Committee (FOMC) The Federal Reserve yang hasilnya akan diumumkan malam ini waktu Indonesia. Mayoritas pelaku pasar memperkirakan The Fed memangkas suku bunga 25 basis poin menjadi 4,00–4,25%.
Jika pemangkasan benar terjadi, imbal hasil US Treasury berpotensi turun, memberi ruang bagi aliran modal masuk lebih besar ke emerging market, termasuk Indonesia. Hasil FOMC malam ini akan menjadi penentu arah rupiah, obligasi, dan saham dalam jangka pendek.