[Medan | 18 Oktober 2024] China akan menggandakan pembiayaan untuk proyek perumahan yang terdaftar dalam daftar putih pemerintah menjadi 4 triliun yuan (sekitar Rp8.700 triliun). Dilansir dari AP pada Kamis (17/10/2024), langkah ini merupakan upaya stimulus terbaru dari pemerintah untuk menghidupkan kembali sektor properti yang telah lama terpuruk.
Menteri Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan, Ni Hong, menyatakan dalam konferensi pers di Beijing bahwa langkah-langkah juga akan dilakukan untuk membangun kembali satu juta desa urban di seluruh negeri. Namun, ia tidak memberikan detail lebih lanjut mengenai besaran pendanaan untuk proyek tersebut.
Krisis properti ini dipicu oleh tindakan keras pemerintah terhadap pinjaman yang berlebihan. Pasar real estat yang dulunya menjadi motor penggerak ekonomi China kini justru menjadi beban. Pada Sabtu, pemerintah mengumumkan bahwa pemerintah daerah akan diperbolehkan menggunakan dana obligasi pemerintah dan menaikkan batas utang untuk mendukung pasar properti.
Pada akhir September, suku bunga hipotek untuk peminjam individu dipotong rata-rata 0,5 poin persentase, dan rasio uang muka minimum untuk pembelian rumah kedua diturunkan dari 25% menjadi 15%. Pada awal tahun, daftar proyek perumahan yang masuk dalam daftar putih diumumkan, yang memungkinkan mereka menerima bantuan pembiayaan. Hingga pekan ini, pinjaman untuk proyek-proyek tersebut telah mencapai 2,23 triliun yuan. Namun, beberapa analis berpendapat bahwa langkah-langkah ini masih belum cukup untuk menyelesaikan krisis properti dalam jangka pendek.
Sebagai respons, harga logam dasar di Bursa Logam London (LME) turun 0,2% menjadi US$9.544 per ton pada Kamis pagi (17/10) pukul 05.56 GMT. Sektor properti merupakan salah satu konsumen terbesar logam industri, namun para pedagang menyatakan bahwa meskipun kebijakan ini mendukung, skalanya dianggap terlalu kecil. Akibatnya, harga logam dan saham China mengalami penurunan karena pasar merasa kebijakan baru ini belum cukup memadai.