[Medan | 30 September 2024] Bank sentral China, People’s Bank of China (PBoC), meluncurkan serangkaian stimulus, termasuk pemotongan suku bunga dan penyuntikan likuiditas ke dalam sistem perbankan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5%. Selain itu, pemerintah China akan menerbitkan obligasi khusus senilai 2 triliun yuan atau sekitar US$ 284,42 miliar pada tahun 2024.
Di tengah gempuran stimulus ini, pasar saham Indonesia juga akan merasakan dampaknya. Dalam jangka pendek, stimulus tersebut berpotensi menjadi sentimen negatif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Cheril Tanuwijaya, Head of Research Mega Capital Sekuritas, menjelaskan bahwa kombinasi pelonggaran kebijakan dan valuasi saham China yang murah bisa menarik minat investor asing untuk beralih ke China sementara waktu.
Namun, stimulus yang diberikan pemerintah China dianggap masih belum cukup besar untuk sepenuhnya mengatasi masalah ekonomi di sana. Menurut Cheril, ada kemungkinan perpindahan dana asing dari Indonesia ke China dalam jangka pendek, tetapi aliran dana yang keluar dari Indonesia diperkirakan akan tetap terbatas karena fundamental ekonomi Indonesia yang lebih kuat dibandingkan China.
Di sisi lain, Direktur Infovesta Utama, Edbert Suryajaya, melihat stimulus China sebagai peluang positif bagi pasar saham Indonesia. Jika ekonomi China tumbuh, hal ini akan menguntungkan perusahaan-perusahaan Indonesia yang berorientasi ekspor. Jika stimulus PBoC berhasil mendongkrak ekonomi China, secara fundamental hal ini akan memberi keuntungan bagi Indonesia. Edbert juga menekankan bahwa koreksi di pasar saham Indonesia bisa menjadi kesempatan bagi investor untuk masuk.
Edbert menyarankan investor untuk memperhatikan saham-saham di sektor konsumer dan komoditas, terutama batu bara dan CPO. Koreksi pada saham-saham perbankan blue chip juga bisa dimanfaatkan untuk akumulasi. Cheril menambahkan bahwa stimulus dari pemerintah China bisa mendorong kenaikan harga komoditas logam seperti emas, nikel, dan timah, yang pada akhirnya akan menguntungkan emiten ekspor di sektor tersebut.