[Medan | 20 Januari 2025] Ekonomi China mencatat pertumbuhan sebesar 5,4% pada kuartal IV-2024, melampaui ekspektasi analis yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 5,0%. Pertumbuhan ini menandai laju tercepat sejak kuartal kedua tahun 2023, didukung oleh langkah-langkah stimulus pemerintah yang mulai menunjukkan hasil nyata.
Menurut data resmi, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2024 tercatat sebesar 5,0%, sesuai dengan target tahunan pemerintah sekitar 5%. Secara kuartalan, produk domestik bruto (PDB) tumbuh 1,6% pada periode Oktober-Desember, lebih tinggi dibandingkan revisi kuartal sebelumnya sebesar 1,3%.
China menghadapi tantangan berat dalam upayanya memulihkan ekonomi pascapandemi, termasuk krisis properti berkepanjangan, meningkatnya utang lokal, serta lemahnya konsumsi domestik. Meski demikian, sektor ekspor tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan, meskipun menghadapi ancaman dari kebijakan tarif besar yang diusulkan oleh Presiden AS terpilih Donald Trump.
Langkah-langkah stimulus yang diluncurkan sejak September 2024 terbukti efektif meningkatkan momentum pertumbuhan. Output industri tumbuh 6,2% pada Desember, melampaui ekspektasi sebesar 5,4%, sementara penjualan eceran naik 3,7%, dibandingkan 3,0% pada November, didukung persiapan konsumen menyambut Tahun Baru Imlek.
Kendati surplus perdagangan mencapai rekor US$ 992 miliar pada 2024, mata uang yuan berada di bawah tekanan akibat penguatan dolar AS, penurunan imbal hasil obligasi China, dan ancaman hambatan perdagangan lebih tinggi. Yuan jatuh ke level terendah dalam 16 bulan terakhir, mencerminkan sentimen pasar yang waspada terhadap kebijakan perdagangan AS.
Meski tingkat pengangguran berbasis survei nasional naik tipis ke 5,1% pada Desember, pemerintah China berkomitmen untuk meluncurkan lebih banyak langkah stimulus guna mendorong pertumbuhan tahun ini. Dengan langkah yang tepat, ekonomi China berpotensi melanjutkan momentum pemulihan, meskipun tetap menghadapi risiko eksternal seperti ketegangan perdagangan dengan AS.