[Medan | 6 Agustus 2024] Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 mencapai 5,05% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dibandingkan kuartal II-2023 yang sebesar 5,17%.
Capaian ini hampir sesuai dengan perkiraan pasar. Konsensus yang dihimpun oleh Bloomberg menunjukkan prediksi pasar sebesar 5%. Dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq), ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 3,79%. Selama semester I-2024, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,08%.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, menyatakan bahwa terjadi perubahan pada komponen penyumbang pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2024. Ia menjelaskan bahwa kontribusi industri manufaktur terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 sebesar 0,79%, turun dari 0,86% pada kuartal sebelumnya.
Selain itu, kontribusi sektor konstruksi terhadap pertumbuhan ekonomi juga menurun, dari 0,73% di kuartal I-2024 menjadi 0,67% di kuartal II-2024. Sektor informasi dan komunikasi juga mengalami sedikit penurunan, dari 0,56% pada kuartal I menjadi 0,5% pada kuartal II.
Jika dibandingkan dengan kuartal II-2023, kontribusi sektor-sektor dominan juga menurun pada kuartal II-2024. Sektor manufaktur pada kuartal II-2023 menyumbang hingga 0,98% dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17%, sedangkan pada periode yang sama tahun ini hanya menyumbang 0,79%. Kontribusi sektor konstruksi juga turun dari 0,8% pada kuartal II-2023 menjadi 0,67% pada kuartal II-2024.
Edy juga mengungkapkan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2024 dipengaruhi oleh rendahnya kontribusi konsumsi dan belanja pemerintah, yang hanya sebesar 0,1%. Pada periode yang sama tahun lalu, konsumsi dan belanja pemerintah menyumbang hingga 0,72% dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17%.