[Medan | 10 Maret 2025] Perekonomian Amerika Serikat (AS) diprediksi berada di jalur resesi dalam tiga bulan ke depan, dengan probabilitas mencapai 75% menurut Chief Global Strategist di BCA Research, Peter Berezin.
Proyeksi ini juga didukung oleh JPMorgan Chase & Co, yang menaikkan peluang resesi AS menjadi 31% pada Maret 2025, naik dari 17% pada November 2024. Menurut JPMorgan, kebijakan tarif impor yang diberlakukan AS terhadap Kanada, Meksiko, dan China sejak 4 Maret semakin menekan kepercayaan bisnis dan konsumen.
Analisis serupa dari Goldman Sachs Group Inc menunjukkan bahwa risiko resesi AS meningkat menjadi 23% pada bulan ini, naik dari 14% yang diproyeksikan pada Januari 2025. Lonjakan risiko ini dipicu oleh dampak kebijakan perdagangan serta ketidakpastian ekonomi domestik.
Menanggapi isu ini, Presiden Donald Trump menyebut ekonomi AS sedang dalam “masa transisi”, meskipun ia menghindari jawaban langsung saat ditanya dalam program Sunday Morning Futures di Fox News mengenai kemungkinan resesi tahun ini. “Saya tidak suka memprediksi hal semacam itu. Saat ini kita berada dalam masa transisi, karena apa yang kami lakukan ini sangat besar,” ujar Trump.
Pernyataan Trump sejalan dengan pidatonya di Kongres pekan lalu serta komentar dari Menteri Keuangan Scott Bessent. Pemerintahannya berargumen bahwa kombinasi pemangkasan pajak dan pendapatan dari tarif impor akan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Namun, pasar masih skeptis terhadap klaim ini, mengingat tekanan ekonomi yang terus meningkat akibat kebijakan proteksionisme dan ketidakpastian global.