[Medan | 24 Oktober 2024] Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi baru untuk hari keempat berturut-turut pada Selasa (22/10/2024), setelah imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) turun, menyusul kenaikan pada hari sebelumnya. Hal ini terjadi setelah pejabat Federal Reserve (The Fed) menyatakan bahwa penurunan suku bunga mungkin akan lebih lambat dari yang diperkirakan.
Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) naik 1,08 persen ke level USD 2.748,96 per troy ons, melampaui rekor sebelumnya. Sementara itu, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) pada Rabu (23/10/2024) naik Rp 11.000 menjadi Rp 1.521.000 per gram, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Harga buyback Antam juga naik ke Rp 1.371.000 per gram.
Peningkatan harga emas ini didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga dan permintaan yang meningkat sebagai aset safe haven menjelang pemilu AS. Di sisi lain, ketegangan di Timur Tengah juga meningkat setelah serangan drone milik Hizbullah di dekat kediaman Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang memicu pembicaraan tentang serangan balasan Israel.
Sejumlah analis memproyeksikan harga emas bisa terus naik hingga USD 3.000 (Rp 46,87 juta) per ounce, dengan beberapa memprediksi bahwa emas akan mencapai USD 2.800 (Rp 43,7 juta) dalam tiga bulan mendatang. Analis dari Citi juga memprediksi harga emas akan mencapai USD 3.000 dalam enam hingga sembilan bulan ke depan, terutama jika eskalasi di Timur Tengah berlanjut. Meskipun permintaan retail di Cina mengalami penurunan selama tiga bulan terakhir, harga emas tetap menunjukkan performa yang kuat, mencerminkan minat pembeli terhadap harga yang lebih tinggi.