[Medan | 3 Oktober 2023] Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa inflasi di Indonesia pada bulan September 2023 mencapai 0,19% secara bulanan, mengakhiri periode deflasi sebesar 0,02% pada bulan sebelumnya. Sementara itu, tingkat inflasi tahunan tercatat sebesar 2,28%, atau lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi tahunan pada Agustus 2023 sebesar 3,27%.
Sebagai informasi, kelompok makanan, minuman, dan tembakau merupakan penyumbang inflasi terbesar secara tahunan dengan andil sebesar 2,28%. Disusul oleh kelompok pakaian dan alas kaki dengan andil inflasi sebesar 1,08%, serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang berkontribusi 0,05%.
Kemudian secara bulanan, beras dan kenaikan harga bensin menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan andil masing-masing sebesar 0,18% dan 0,6%. Beberapa komoditas lain seperti tarif pulsa ponsel, biaya kuliah atau akademik, rokok kretek filter, dan daging sapi juga ikut menyumbang inflasi bulanan sebesar 0,01%.
Sementara berdasarkan provinsinya, Kota Tanjung Pandan di Sumatra mencatatkan tingkat inflasi tertinggi sebesar 5,03%. Lalu di Kalimantan, Kota Baru mencatatkan inflasi tahunan tertinggi sebesar 3,66%, sementara di Jawa, Sumenep mencatatkan inflasi tahunan tertinggi sebesar 4,47%. Di Bali-Nusa Tenggara, Kota Maumere mencatatkan inflasi tahunan tertinggi sebesar 3,8%, dan di Sulawesi, Kota Luwuk mencatatkan inflasi tahunan tertinggi sebesar 4,37%. Kemudian di wilayah Maluku dan Papua, Manokwari mencatatkan inflasi tahunan tertinggi sebesar 5,26%.
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari Senin (2/10/2023) diproyeksikan akan mengalami penguatan terbatas seiring dengan laporan inflasi dalam negeri Indonesia untuk bulan September 2023. Adapun IHSG berhasil ditutup menguat 21,57 poin atau 0,31% ke level Rp 6.961 pada perdagangan hari Senin.