[Medan | 18 Maret 2025] Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2025 mencatat surplus sebesar US$3,12 miliar, menandai tren surplus selama 58 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Nilai ekspor pada Februari 2025 mencapai US$21,98 miliar, meningkat 2,58% dibanding Januari 2025 yang tercatat US$21,43 miliar. Secara tahunan (yoy), ekspor naik 14,05% dari US$19,27 miliar pada Februari 2024. Ekspor migas tercatat sebesar US$1,14 miliar, naik 8,25% dibanding bulan sebelumnya, tetapi lebih rendah dibanding Februari 2024 yang mencapai US$1,22 miliar. Sementara itu, ekspor non-migas naik 2,29% secara bulanan menjadi US$20,84 miliar, juga tumbuh dari US$18,06 miliar secara tahunan.
Di sisi lain, nilai impor pada Februari 2025 mencapai US$18,86 miliar, meningkat 5,18% dibanding Januari 2025 yang sebesar US$17,94 miliar. Secara tahunan, impor juga naik 2,30% dibanding Februari 2024. Impor migas mengalami kenaikan 15,50% secara bulanan menjadi US$2,87 miliar, namun masih lebih rendah dari US$2,98 miliar pada Februari 2024. Sementara itu, impor non-migas tercatat US$16,00 miliar, naik 3,52% dibanding Januari 2025 dan tumbuh dari US$15,46 miliar secara tahunan.
Surplus perdagangan yang terus berlanjut mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat, didukung oleh peningkatan ekspor non-migas. Hal ini berpotensi memberikan sentimen positif bagi nilai tukar Rupiah, pasar obligasi, dan saham, terutama di sektor berbasis ekspor.