[Medan | 17 Desember 2025] Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan ke level 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 16-17 Desember 2025. Selain itu, BI juga memutuskan untuk menahan suku bunga deposit facility di level 3,75% dan lending facility di level 5,50%.
Keputusan ini sejalan dengan pandangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM UI) yang menilai ruang pelonggaran kebijakan moneter saat ini masih terbatas. Dari sisi domestik, inflasi cenderung berada di batas atas sasaran BI dan berpotensi meningkat menjelang akhir tahun akibat faktor musiman libur Natal dan Tahun Baru. Inflasi November 2025 tercatat sebesar 2,72% year on year, meskipun lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,86%.
Dari sisi eksternal, kombinasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan sikap BI yang menahan suku bunga kebijakan dinilai turut menopang stabilitas pasar keuangan domestik. Aliran modal asing kembali masuk dan mendorong penguatan nilai tukar rupiah sekitar 0,11% secara bulanan dalam 30 hari terakhir, meski pergerakannya masih relatif fluktuatif di tengah ketidakpastian global.
LPEM UI menilai pemangkasan suku bunga pada fase ini berisiko meningkatkan tekanan inflasi sekaligus memicu volatilitas nilai tukar. Oleh karena itu, mempertahankan BI-Rate di level 4,75% dipandang sebagai langkah yang paling prudent pada RDG terakhir di 2025.
Sebelumnya, BI juga menahan suku bunga acuan pada RDG November 2025 dengan pertimbangan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menarik aliran modal asing. Secara kumulatif, BI telah memangkas suku bunga acuan sebesar 150 basis poin sejak September 2024 hingga November 2025, sehingga kebijakan moneter saat ini dinilai sudah cukup akomodatif untuk menopang pertumbuhan ekonomi sambil tetap menjaga stabilitas makro.

