[Medan | 7 November 2023] Nilai tukar rupiah berhasil ditutup menguat di level Rp 15.539 per dolar AS pada perdagangan hari Senin (6/11/2023). Penguatan hari Senin ini pun menjadi salah satu yang cukup signifikan dan menjadi posisi terkuat sejak 2 Oktober 2023 atau sekitar satu bulan terakhir.
Penguatan rupiah ini pun didorong oleh masuknya arus modal asing setelah bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), memutuskan untuk menahan suku bunga pekan lalu. Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa investor asing melakukan pembelian bersih sebesar Rp 4,07 triliun di pasar SBN, penjualan bersih sebesar Rp 2,84 triliun di pasar saham, dan Rp 1,61 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Adapun secara keseluruhan, total arus modal masuk tercatat sebesar Rp 2,83 triliun.
Selain itu, optimisme di pasar domestik juga terpicu oleh keputusan The Fed yang menahan suku bunga di kisaran 5,25-5,50%. Hal ini menjadi sentimen positif bagi nilai tukar rupiah, dengan para pelaku pasar menilai bahwa Ketua The Fed, Jerome Powell, telah mengumumkan kebijakan yang kurang agresif dibandingkan pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Tak hanya itu, data ketenagakerjaan AS yang menunjukkan tanda-tanda perlambatan juga memberikan sentimen positif bagi pasar keuangan global, termasuk Indonesia. Hal ini tercermin dari peningkatan tingkat pengangguran dan perlambatan dalam penciptaan lapangan kerja di sektor nonfarm payrolls. Data ketenagakerjaan yang menunjukkan perlambatan dianggap baik oleh pasar karena mencerminkan perlambatan inflasi, yang memungkinkan The Fed untuk mengambil sikap yang lebih lunak.