IkutinIkutinIkutin
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
IkutinIkutin
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
Jelajah
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
Follow US
2024 ©️ Fawz Finansial Indonesia. All Rights Reserved.
Ekonomi

Rupiah Melemah Pasca Data Deflasi China dan Ketenagakerjaan AS yang Panas

By Billy Albert 1 year ago Ekonomi
Image Source: AP/Unknown
SHARE

[Selasa, 12 Desember 2023] Yuk, kita bahas pergerakan rupiah yang terkini. Rupiah sayangnya harus menelan pil pahit dengan melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah data deflasi dari China dan situasi ketenagakerjaan yang masih panas di AS.

Menurut laporan dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah di angka Rp15.610/US$ atau terdepresiasi sekitar 0,68%. Ini menjadi kontrast dengan penguatan yang terjadi pada Jumat (8/12/2023) sebesar 0,03%.

Indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.05 WIB mengalami kenaikan sebesar 0,13%, mencapai 104,14. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (8/12/2023) yang berada di angka 104,01.

Pelemahan rupiah ini dipicu oleh melemahnya data ekonomi China, mitra dagang utama Indonesia, dan data ketenagakerjaan AS yang masih menghangat. Data Consumer Price Index (CPI) dan Producer Price Index (PPI) China merosot, menandakan bahwa perekonomian China tengah menghadapi tantangan.

CPI China mengalami deflasi sebesar 0,5% year on year (yoy), sedangkan PPI China deflasi sebesar 3% yoy pada November 2023. Kedua data ini memicu kekhawatiran terhadap dampak negatifnya terhadap ekonomi Indonesia, termasuk terhadap nilai tukar rupiah.

Data ketenagakerjaan AS juga turut mempengaruhi pergerakan rupiah. Peningkatan 199.000 pekerjaan pada November 2023 melampaui ekspektasi pasar, yang dapat memberikan tekanan lebih pada indeks dolar AS (DXY) dan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun.

Meski demikian, data transaksi dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan minat asing yang masih tinggi terhadap pasar keuangan domestik. Berdasarkan data transaksi pekan lalu, investor asing mencatat beli neto sebesar Rp4,10 triliun.

Dengan minat asing yang tetap kuat, diharapkan rupiah dapat mempertahankan stabilitasnya. Yuk, kita terus pantau perkembangan selanjutnya! ????????

You Might Also Like

Trump Menyukai Xi Jinping, Tapi Sebut Sulit Diajak Negosiasi

OECD Proyeksi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 4,7% di Tahun 2025

Prabowo Luncurkan Insentif, Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Sentuh 5%?

PMI Manufaktur Indonesia Mei 2025 Kembali Kontraksi ke Level 47,4

Surplus Neraca Perdagangan April 2025 Susut Jadi US$ 160 Juta

TAGGED: ameriak, Amerika Serikat, China, deflasi, dollar, Rupiah, Yuan
Billy Albert December 11, 2023 December 12, 2023
Previous Article Wisatawan China dan Singapura Bisa Gunakan Mata Uang Digital China
Next Article Boikot Palestina: Starbucks Merugi Hampir Rp186 Triliun di Pasar Saham
Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

IkutinIkutin
Komplek CitraLand Gama City, Madison Avenue, Blok R6 No. 90, Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia
adbanner
AdBlocker Terdeteksi
Kami dengan hormat meminta Anda mempertimbangkan untuk memasukkan situs web kami ke dalam daftar putih AdBlocker, karena situs tersebut beroperasi dengan dukungan iklan. Keputusan Anda untuk memasukkan situs kami ke dalam daftar putih akan memberikan kontribusi besar dalam mempertahankan operasinya.
Okay, I'll Whitelist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?