[Medan | 21 Mei 2025] Pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2026 berada di kisaran 5,2% hingga 5,8%, sebagaimana disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Sidang Paripurna DPR (20/5) melalui dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026.
Target tersebut didukung oleh stabilitas harga, daya beli masyarakat yang terjaga, serta peningkatan lapangan kerja yang diharapkan dapat memperkuat konsumsi rumah tangga sebagai motor utama pertumbuhan. Meski demikian, pemerintah mengakui adanya tantangan dari ketidakpastian global dan dinamika geopolitik.
Inflasi ditargetkan tetap terkendali di kisaran 2,5±1%, sementara nilai tukar rupiah dipatok dalam rentang Rp16.500 hingga Rp16.900 per dolar AS. Pemerintah juga akan terus menjalankan reformasi struktural seperti hilirisasi sumber daya alam, perbaikan iklim investasi, dan peningkatan kualitas SDM.
Untuk suku bunga SBN tenor 10 tahun, diproyeksikan berada di kisaran 6,6%–7,2%, seiring sentimen positif investor terhadap stabilitas makroekonomi dan sektor keuangan nasional. Di sektor energi, harga minyak mentah Indonesia diperkirakan berkisar US$ 60–80 per barel, dengan target lifting minyak sebesar 600–605 ribu barel per hari dan lifting gas 953–1.017 ribu barel setara minyak per hari, didukung percepatan investasi dan teknologi.