[Medan | 8 Agustus 2024] Di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa Amerika Serikat (AS) akan mengalami resesi ekonomi karena data ekonomi yang semakin memburuk, Profesor Keuangan Wharton School, Jeremy Siegel, mendesak Federal Reserve (The Fed) untuk segera memangkas suku bunga acuannya demi menstabilkan situasi.
Siegel merekomendasikan pemangkasan darurat sebesar 75 basis poin secepatnya pekan ini. Menurutnya, pasar saham global sedang bergejolak, dengan Indeks Wall Street merosot sekitar 3% pada awal pekan ini.
Elon Musk, salah satu orang terkaya di dunia, juga mengkritik The Fed terkait kebijakan suku bunga. Dalam komentarnya di platform X, Musk menyatakan bahwa The Fed perlu memangkas suku bunga kebijakannya dan menyebut bank sentral AS konyol karena belum melakukan pemangkasan hingga kini.
Sebagai informasi, The Fed pernah melakukan pemangkasan suku bunga darurat sebelumnya. Pada 2001, bank sentral AS memotong suku bunga acuannya sebanyak 50 basis poin. Namun, berbeda dengan Siegel, Ekonom Annex Wealth Management, Brian Jacobsen, menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga darurat belum diperlukan karena kondisi ekonomi masih terkendali.
Chief Executive Officer (CEO) Goldman Sachs Group Inc, David Solomon, juga memperkirakan bahwa The Fed akan menghindari langkah darurat untuk menurunkan bunga acuan guna menghindari ekonomi AS jatuh ke jurang resesi. Namun, Goldman Sachs meningkatkan kemungkinan resesi AS tahun depan dari 15% menjadi 25%. Meskipun begitu, mereka berpendapat bahwa perekonomian secara keseluruhan tetap stabil tanpa ketidakseimbangan keuangan yang besar, dan The Fed memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga jika diperlukan.
Goldman Sachs memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan mendatang, dengan syarat pertumbuhan lapangan kerja meningkat. Jika data ketenagakerjaan masih lemah, penurunan sebesar 50 basis poin bisa terjadi pada bulan September.