[Medan | 3 Maret 2025] Nilai tukar rupiah tercatat melemah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (28/2), turun sebesar 0,86% menjadi Rp 16.595 per Dolar AS, yang merupakan level terendah sejak krisis 1998.
Analis dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyatakan bahwa pelemahan rupiah dipicu oleh penguatan dolar AS setelah Presiden Trump mengonfirmasi penerapan tarif baru untuk Kanada dan Meksiko, serta tarif tambahan 10% untuk China. Selain itu, tarif 25% untuk aluminium dan baja yang diterapkan AS secara global juga turut memperkuat dolar.
Pelemahan rupiah semakin diperburuk dengan adanya aksi jual (sell-off) dan arus keluar (outflow) investor asing di pasar saham domestik, sebagai respons terhadap penurunan peringkat MSCI Indonesia. Morgan Stanley baru-baru ini menurunkan peringkat MSCI Indonesia dari equal weight menjadi underweight. Dolar AS kembali menguat pada Jumat malam setelah pertemuan antara Trump dan Zelensky berakhir tanpa adanya kesepakatan.
Lukman memprediksi rupiah kemungkinan akan terus melemah pada perdagangan Senin (3/3), di mana pasar akan memperhatikan data manufaktur China yang akan dirilis. Selain itu, data inflasi Indonesia juga akan diumumkan, dengan perkiraan inflasi tahunan kembali turun menjadi 0,41%.
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, juga memperkirakan rupiah akan melemah pada awal pekan. Sentimen pasar yang buruk masih dominan, terutama setelah banyaknya pengumuman kebijakan terkait energi dari pemerintahan Trump bulan ini. Trump menyatakan bahwa tarif yang diusulkan untuk Kanada dan Meksiko akan berlaku pada 4 Maret, dengan alasan bahwa obat-obatan masih masuk ke AS dari kedua negara tersebut. China juga kemungkinan akan dikenakan tarif tambahan sebesar 10%.
Selain itu, klaim pengangguran AS yang melonjak lebih tinggi dari perkiraan minggu sebelumnya turut menambah beban sentimen pasar. Laporan ekonomi lainnya juga menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi AS melambat pada kuartal keempat.
Dari sisi domestik, Ibrahim menilai pasar merespons negatif terhadap terus berlanjutnya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor manufaktur akibat banyak pabrik yang tutup, baik karena kebangkrutan maupun hengkangnya investor asing dari Indonesia. Ia khawatir dampak dari PHK ini akan menurunkan jumlah kelas menengah, yang selama ini menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi.
Dengan berbagai faktor tersebut, Ibrahim memproyeksikan rupiah akan melemah pada Senin (3/3) dalam rentang Rp 16.580 – Rp 16.670 per dolar AS, sementara Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 16.450 – Rp 16.600 per dolar AS.