[Medan | 11 Februari 2025] Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berencana menerapkan tarif baru sebesar 25% terhadap seluruh impor baja dan aluminium ke AS, di luar bea masuk logam yang telah berlaku sebelumnya.
Trump dijadwalkan mengumumkan kebijakan tarif ini secara resmi pada Senin (10/2) waktu setempat, diikuti dengan pengumuman tarif timbal balik pada Selasa atau Rabu yang akan diberlakukan segera. Tarif timbal balik ini bertujuan untuk menyamakan tarif impor barang ke AS dengan tarif yang dikenakan oleh negara lain terhadap produk AS.
Berdasarkan data pemerintah AS dan American Iron and Steel Institute, Kanada, Brasil, dan Meksiko merupakan sumber utama impor baja AS, disusul oleh Korea Selatan dan Vietnam. Sementara itu, Kanada yang kaya akan sumber daya tenaga air menjadi pemasok terbesar aluminium primer ke AS, mencakup 79% dari total impor selama 11 bulan pertama tahun 2024.
Head of Industry & Regional Research Bank Permata, Adjie Harisandi, menilai bahwa kebijakan tarif Trump dapat berdampak pada pasar baja global. Saat ini, industri baja dunia tengah menghadapi oversupply akibat perlambatan sektor properti di China, yang membuat negara tersebut mencari pasar baru, termasuk di Asia Tenggara. Kondisi ini berkontribusi terhadap penurunan harga baja di kawasan tersebut dalam beberapa waktu terakhir.
Jika kebijakan tarif Trump terus berlanjut, Adjie memperkirakan kelebihan pasokan baja global akan semakin meningkat. Negara-negara eksportir baja utama ke AS kemungkinan akan mengalami penurunan permintaan, sehingga mereka perlu mencari pasar alternatif di luar AS untuk menghindari kelebihan pasokan yang lebih besar.